:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10: :11: :12: :13: :14:

Welcome In my blog

"Kata-kata bisa mengobati atau melukai, memberikan harapan atau merampasnya"

Aez Quote

Not trial and error but trial and learn

Total Tayangan Halaman

Lokinfo

Translate

Tag Cloud

Entry Populer

Rabu, 09 Oktober 2013

Holiday #4 Part 5 (Memakna)



Sungguh Nabi-Mu pernah mengingatkan kami ya Allah, “Barang siapa mencari keridhaan Allah dengan kemurkaan manusia, Allah melindunginya dari kesulitan manusia. Dan barang siapa mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah, Dia menyerahkannya kepada manusia.” (Tirmidzi dan Ibnu Asakir)

Hadits diatas mengajarkan kita untuk mendahulukan ridho Allah daripada ridho manusia. Apa-apa yang tampak mendatangkan kebaikan atau kemanfaatan bagi kita, boleh jadi didalamnya ada keburukan yang sangat besar yang akan mencapai bentuknya yang nyata setelah berjalannya waktu dan bertukarnya masa. Apa yang tampak sebagai kelapangan, tak jarang sesungguhnya merupakan jalan yang menjatuhkan kita kepada kesusahan, penderitaan, dan air mata yang tak pernah berhenti mengalir.
                                            
Terkadang kita sungguh-sungguh sudah tidak berdaya. Tetapi, boleh jadi Allah ‘Azza wa jalla masih memercayakan kekuatan dan kemampuan kepada kita, hanya saja kita merasa lemah. Menganggap diri kita tidak berdaya melebihi keadaan sesungguhnya. Karena, sungguh tidaklah Allah ta’ala membebankan kepada kita, kecuali dalam batas yang kita sanggup mengatasinya. Tidaklah datang persoalan, kecuali kita memiliki kapasitas dan kekuatan untuk menyelesaikannya dengan baik, kecualai apabila persoalan itu merupakan azab dari Allah. Tak ada yang dapat meredakannya. Tidak diri kita, tidak pula orang lain selagi kita enggan untuk berlari kepada-Nya.

Adakalanya, kesulitan itu datang karena kita mendahulukan manusia daripada ridha Allah, melainkan karena kita lebih mendekatkan ego sehingga membuat kita justru hampir-hampir kehilangan harga diri. Tak ada yang dapat membahagiakan karena setiap gelak canda ada air mata yang harus kita bayar. Kita mendahulukan egoisme kita sendiri, sehingga kehilangan pikiran yang bersih, hati yang jernih, dada yang lapang dan jiwa yang ikhlas. –Ust Fauzil-

~Aez~
Next Part
separador

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Salam ^__^

Foto saya
Jogjakarta Hadiningrat, Indonesia
Terkadang tulisan seperti diam, adalah pilihan terbaik disaat hati dan lidah lelah untuk berkata.. Welcome In My Abstract Mind... ^^

Categories

Followers