:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10: :11: :12: :13: :14:

Welcome In my blog

"Kata-kata bisa mengobati atau melukai, memberikan harapan atau merampasnya"

Aez Quote

Not trial and error but trial and learn

Total Tayangan Halaman

Lokinfo

Translate

Tag Cloud

Entry Populer

Minggu, 22 September 2013

Selesai



Hari ini, kukibarkan bendera putih sebagai simbol usaha yang kalah
Mungkin kegagalan memang lebih baik dengan semua pelajaran dalam prosesnya.

Tapi sebenarnya apa yang salah terhadap hal seperti itu?
Apakah ideal sama artinya dengan ‘seperti orang lain’ atau 'kata orang'? tidak kan?
Bukankah sebenarnya yang dibutuhkan hanya mengenal lebih jauh

Hati yang kerap gusar menandakan bila jiwa itu selalu nyaman menjadi dirinya sendiri.

Setelah ini, bila hening mendominasi, kaku lebih terasa atau tawa gagal diciptakan, tak apa. Karena yakinku, Tuhan selalu menciptakan pelengkap terhadap sesuatu yang tak ada.

Sebelas bulan 20 hari sudah menjadi bukti atas usaha ini,
Selama itu pula sudah cukup banyak pelajaran yang didapat, memang banyak yang harus dibenahi, namun tidak seluruhnya.
Dan pada akhirnya niatan ini, kucukupkan sampai disini.

Apapun kata orang,
Biarlah... biar... suatu saat tetap kan ada seseorang yang tulus menyayangi sosok seperti itu....

“Karena selamanya kamu tak kan pernah bisa menjadi dirinya, begitupun sebaliknya”

~Aez~
Read more...
separador

Senin, 02 September 2013

Disuatu Masa Sebelum Hari Ini


Seharusnya kita sadar, dibalik garis wajah yang keras atau gurat yang terlihat lebih tua dari umurnya ada hal yang mengukirnya disebelum hari ini. Hal yang mengharuskannya mengerutkan dahi terlalu sering. Hal yang memaksanya memikirkan masalah yang bahkan saat dirinya belum mengerti apa arti dari kata masalah itu sendiri.

Seharusnya kita sadar, dibalik ketenangan seseorang ada masa dimana sosok itu ditempa dengan sesuatu yang tak pernah disangka pada masanya. Begitu keras atau terlalu sering. Sehingga bila masa ini ia tak bergeming dengan sesuatu yang kerap memaksa kita terjungkal, maka yang harus difirkan adalah seberapa ngeri ombak yang menjadikannya setegar karang.

Seharusnya kita sadar, dibalik kedewasaan seseorang tentu ada suatu masa tentang hukuman yang tak membolehkannya menjadi anak kecil meski masa itu bermain adalah kodrat dalam usianya. Maka bila saat ini ia terlihat begitu tenang dalam menghadapi masalahnya tak perlu kaget, karena ada masanya pula ia ada diposisi kita pada masa sebelum hari ini.

Bila kita melihat seseorang begitu berbeda sekarang maka sebenarnya yang yang kita pandang adalah segaris sesuatu pada suatu masa sebelum hari ini.


Kenalin, Ini Bapak saya jaman muda. Ganteng kan,^^d
 Rahang tegas, hidung mancung, kulit kayak sawo kelamaan diperam (hehe), ???. Iyaa... saya tau, memang ga ada mirip-miripnya.. -..-

-Tentang masa lalu-
 ~Aez~
Read more...
separador

Holiday #3 (With Friend)


Suatu hari selanjutnya ditengah kesibukan ngurusin muka yang lagi digandrungi para jerawat dan ngajakin bayi-bayi gabah belajar berjemur  seorang fans teman sms ngajakin ‘main’. Laahhh… pucuk dimasak laparpun tiba. Ayyuukkk naah….
Dadah gabah, hari ini main sama bulek-bulek itu dulu yaa… *lempar caping*

Helm, masker, jaket. Ok READY…!
“Kemana kita?”
Kemanapun hati dan kaki ini membawa kita pergi, asal bersamamu pasti semua lebih baik
–Kesurupan Zafran-

Jeng..jeng.. Here we are…



Tanpa kita sadari, kita itu selalu berjalan menuju satu titik. Dari SD pingin ke titik yang disebut SMP, setelah dewasa pingin punya kerja, lalu pasangan, kemudian anak. Yaah… tanpa kita sadari…. “err… dan saat ini, apakah ‘titik’ mu itu Vi?” laahhh… masih nanya ki lo, jelas ono..no. Borobudur. Puncaknya. #plak

“Hanya denganmulah aku bisa menjadi diri sendiri tanpa harus berjuang menutupi. Menunjukkan kekurangan tanpa ada beban dihati, ataupun kelebihan yang tak pernah menarik untuk dijadikan alasan dalam pertemuan. Dan tanpa kusadari, seberapa hebat pun emosi menguasai hati, tapi kejujuran perasaanku takkan mampu dikelabui” –Tentang teman-

Aez                  : Patung anak baik, jujur deh saya itu gemuk kah?
Patung             : Mmm… sebenarnya…
Aez                  :Hoop… tidak..tidak.. ndak usah dijawab ding. Guyon aja kok. Hehe..
Ahh…Pada dasarnya, seseorang itu jauh lebih takut mendengarkan jawaban daripada menyatakan perasaan itu sendiri kok. *nyengir*

Pada saat seperti itu tayakan pada saya satu hal “Apa yang kamu takuti?”
“Berhenti dicintai”
Berhenti dicintai sama Allah sehingga ndak bisa melihat dan mensyukuri MahakaryaNya.


Sebenarnya apakah itu perasaan? Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian? Bukankah dengan seiring berjalannya waktu semuanya seperti botol kosong yang kusam, begitu-begitu saja, tidak istimewa. Malah menggelikan jika dikenang.

Sebenarnya, apakah arti kesempatan? Apa itu makna pilihan? Bagaimana mungkin terkadang kita menyesal dan ‘galau’ karena sebuah kesempatan atau selembar pilihan?

Sebenarnya, apakah itu arti sayang? Apakah rasa itu dapat didefinisikan? Bagaimana kita menakarnya untuk sebuah kepastian?
Sebenarnya, siapakah yang selalu pantas untuk kita sayangi?
Entahlah, yang saya tau terlalu banyak didunia ini pertanyaan tentang rasa yang tak dapat dijelaskan, tetapi kali ini siapa yang peduli, candi ini lebih ganteng dari semua kata-kata barusan. hehe #jepret
(Pertanyaan Bang Tere yang saya modifikasi disana sini)

"Pilihlah suatu waktu untuk dirimu sendiri. Buanglah semua rasa sedih dan kegagalan yang menjadikan senyummu tak lepas. Bukankah kehilangan sebelum sempat memiliki itu adalah isyarat kecil bahwa terkadang cinta dan keinginan itu penuh penyamaran dan tak butuh pengakuan?"
–Tentang Mimpi-mimpi-
Thanks for take this moment. Like it… :)


Jika kita bisa tulus tersenyum ketika menceritakan tentangnya, maka siapapun akan sadar bahwa kita sangat mencintainya. Cinta itu memang rumit kawan, tapi percayalah tanda-tandanya sangat sederhana. –Tentang Gunung-


Dulu disuatu SD yang kecil, ada anak kecil duduk dibangku kecil dengan meja yang juga kecil lagi megang buku (bilang kecil lagi tak tabok nih) pelajaran IPS. Tau tuh lagi belajar apa tidur. Kalaupun tidur didalam mimpinya dia lagi baca buku itu, isinya tentang candi-candi. Dan (waktu itu) Borobudur masih jadi satu dari tujuh keajaiban dunia. Apa anak kecil itu mimpi didalam mimpinya bakal ngunjungin candi itu? Wooo… tentu aja tidak. Di otaknya ‘Jawa’ itu berasaa jauuhhh banget. Tah dimana jawa yang ada candinya itu. Namanya juga anak ‘udik’. Yang ditaunya, orang-orang hebat pasti bisa kesana.*hanya sepotong pikiran anak kecil yang masih bisa diingat*
Namun apapun itu, Allah-lah yang menjalankan hamba-hambanya dari satu tempat ke tempat lainnya dengan alasannya sendiri.


Akhirnya selesai. Gak terasa ya…
“Gak terasa ya? denger ya Vi, jangan sampai lu selalu baru sadar pas lu udah kehilangan sesuatu itu. Karena udah banyak yang ngrasa, namanya kehilangan itu menyakitkan”
-Sketsa obrolan bersama Mbak Ja disuatu sore-

Next trip ga bisa cerita, kan no pict HOAX toh. Ya wiss… dadahhh…
Thanks for read… ^^
~Aez~
Read more...
separador

Holiday #2 (Family Time)


Setelah lepas dari satu penculikan (disekap dirumah Pleret) ternyata status saya masih jadi buronan. Bahkan dengan teganya Emak saya nelpon menegaskan bahwa Simbah saya berhak menyekap saya sampai liburan ini usai, mengikhlaskan anaknya dipekerjakan tanpa dibayar. Parahnya lagi Emak saya itu sang penitis gen ‘ingat apa yang kalian lupa’ #halah. Saya aja kadang gak tau bayaran kuliah kapan, berapanya, de es be. Eh ini beliau cuma pake mata batin (soalnya si emak itu mana ngerti internet, jadi gak mungkin nge-hek unysis saya) dengan santainya jadi alarm nanyain tentang SPP kapan mau dibayar (atau ngasih tau kalau ada pengunduran jadwal kirim) nah loh!. Padahal saya bacain tanggal itu udah jau jau hari tah kapan. Jadi ndak kaget waktu ngasih seribu alasan buat balik keasrama Mak saya bilang “loo… katanya dulu itu masuk tanggal 16, bantuin simbah dulu lah, mepe-mepe gabah, orang gak pernah pulang aja kok. Setaun sekali lah Nok”. Sayapun lumer (walaupun kalau mau ‘nakal’ ya bisa aja sih, hehe)

Akhirnya saya memilih jadi anak baik, setelah dipikir-pikir memang saya ini jarang pulang walau jarak cuma Jakal-Pandak. Gak seperti temen-temen sejenis yang pulang seminggu duaminngu sekali. Alhasil jadi anak rumahan lah liburan ini, tiap hari rutinitas ya cuma gitu-gitu aja, tidur, olahraga (jalan santai antara dapur-tipi), ‘main-main’ dan mematuhi titah Simbah. Terlebih dua sepupu saya belum balik dari mudiknya ke Pontianak waktu itu. Jadilah dirumah satu-satunya cucu kesayangan yang kerjaannya cuma mainan gabah, ayam sama mentok (yang tiba-tiba pada mati setelah kejang-kejang karena jatuh cinta sama saya kena flu unggas *ga ngerti apa nama penyakitnya*).

Tapi Simbah saya yang ganteng itu seperti ngerti perasan cucunya yang lagi dilanda rindu berat bosan ini, “Besok ne’ Arum ro Ika muleh do piknik” Yaayyy….. *melukin karung gabah*

Hari itu setelah njemput dua ababil dari bandara, cuss lah kita mlaku-mlaku. Kebetulan waktu itu Adek bawa cam dig, yuk... ikut ngeksis dikit. :P


Masjid Mataram jadi tujuan pertama. #jepret



“Keren kan?”
Haish… bukan orangnya. (Maap pemirsa tapi Lek saya itu barusan punya Baby, jadi yang berminat sudah terlambat), tapi tongkat ajaib Simbah itu. Dulu… duluu banget, saya sempat kelimpungan mau ngasih Simbah serpres tongkat kayu macam begitu. Maklum, simbah udah jauuh banget penurunan pandangan sama kekuatan kakinya jadi butuh tongkat buat nemenin jalan (Kasian yah Simbah, jadi gak bisa lirik-lirik cucunya yang manis ini. *diuncali dingklik*)  tapi gagal.. ga ngerti sih belinya dimana.



Eh ada mobil, numpang #jepret
Perhatiin deh itu ade gue, iya tangannya. Serius…. Ah… *tiba-tiba sakit perut*

-Perjalanan dilanjutkan-


Lupa apa nama tempatnya, semacam air ngalir terjun gitu. Cuma buatan sih, dan yaahh…. not recomended katasaya -..-

Tempat ini jelas dulunya tidak seperti ini, ada tangan yang menjadikannya ‘layak’ untuk diperlihatkan. Pasti rasaya sakit waktu proses itu. Tempatnya ditebas, diratakan dindingnya dan lain sejenisnya. Meskipun kadang tak suka, tetapi siapapun yang pernah singgah di masa lalulah yang telah membentuk kita saat ini. Biarkan dia menjadi bagian dari fase pembentukan diri. Tak perlu di khawatirkan, justru harus kita hargai.
–Hasil dialog imajiner sama dinding curug-



“Aku berharap tak pernah bertemu denganmu. Supaya aku tak perlu menginginkanmu, memikirkanmu dalam lamunku. Supaya aku tak mencarimu setiap aku rindu. Supaya aku tak punya alasan untuk mencintaimu, dan terpuruk ketika akhirnya kau harus pergi meniggalkanku.

Tapi…
Kalau aku tak pernah benar-benar bertemu denganmu, mungkin aku tak pernah tau seperti apa rasanya ketika bersama denganu, menikmati waktu yang bergulir tanpa terasa. Aku juga tak mungkin bisa tau seperti apa rasanya sungguh-sungguh menintai atau bagaimana sesaknya menahan rindu.”
#tsaaaahhhhh
-Bahasanya admin yang lagi LDR sama Emak Bapaknya yang dibikin sedikit ngalai- ^^v

Jujur, ini pengalaman pertama selama saya kenal yang namanya mobil lalu berkesempatan duduk diposisi itu (ketahuan deh ndesonya :D ). Mmm… jaman dulu saya sempat mikir satu hal ga penting. “Besok kalau uda merit (kalau punya rejeki juga) ga pingin punya mobil”. Kenapa rupanya? Soalnya selain bikin eneg dan minus angin ini sangat tidak efektif. Bayangpun, udah halal aja kalau mau jalan-jalan kudu jauh-jauhan. Cobalah, ndak romantis banget kan. Tapi itu duluuu. Kan didunia ini yang sempurna cuma lagunya andra en de bekbon toh, jadi kalau pikiran saya masih dalam tahap penyempurnaan yagapapa, hehe. Karena ternyata duduk disitu sambil ndengerin keluarga lain pada becanda dibangku belakang rasanya jauh lebih romantis. (Doain anakmu ini ye Mak) ~^^~

“Weits Hun, mukanya biasa aja. untuk pemula motor atau sepeda tetep jauh lebih romantis kok. Serius. #plak :D
Sekian mlaku-mlaku hari ini. :)

~Aez~

Read more...
separador
Diberdayakan oleh Blogger.

Salam ^__^

Foto saya
Jogjakarta Hadiningrat, Indonesia
Terkadang tulisan seperti diam, adalah pilihan terbaik disaat hati dan lidah lelah untuk berkata.. Welcome In My Abstract Mind... ^^

Categories

Followers