“Memberikan nama
merupakan hak (kewajiban) seorang Ayah.”
Untuk itulah
ketika (dari dulu hingga) saat ini jika ada masalah dengan namaku Bapaklah yang
akan pertama kali kumintai pertanggungjawaban. Hari ini misalnya, ketika namaku
‘tersenggol” lagi, Bapak yang sedang nungguin Mama’ (Syafakillah Ma’, pokoknya
entah sakit apa itu namanya harus sembuh secepatnya. Kalau ndak, jangan
salahkan anakmu ini kalau jadi nekat kesana tanpa persetujuan. Dikira enak cuma
bisa (selalu) cemas dapat kabar ba-bi-bu aja. T__T ) jadi kelabakan kerena anak
gadisnya nelfon terus langsung nanya “Pak, kenapa kok dulu dikasih nama Vivi?” #dengg..
Haha,,, sudah seperti yang kuduga, Bapak
terlalu pintar jika memberikan nama untuk anaknya tanpa makna. Hmmff… kalau
dipikir-pikir malah namaku ini terlalu ‘istimewa’ jika itu terlahir dari
fikiran Bapak sendiri. Hehe..
Vivi Isniawati. Yaaakk.. Cuma dua kata. Dua
kata yang full makna. Vivi sendiri
tercipta karena proses yang tak sederhana (hallaah…). Ceritanya nih, berhubung
saya dilahirkan tepat dipenghujung Ramadhan alias malam hari raya, (jangan
salah ya, gini-gini lahirnya diiringi takbir orang sedunia eh... Jadi sudah jadi kewajaran kalau orangnya juga ‘tidak biasa’
(hehe)). Awalnya nama yang akan disandangkan ke anak ‘istimewa’ itu adalah
Fitri (ndak bayangin punya nama Fitri o..oa ). Tapi berkat Mama yang ndak
terima kalau putrinya itu bakal dikasih nama yang ndak kreatip (Bercanda, alasannya karena waktu itu anak tetangga
ada yang namanya Fitri, jadinya Bapak dipaksa untuk mikir lagi) akhirnya
setelah proses reinkarnasi yang panjang Vivi lah yang menjadi pilihan.
Menurut Bapak,
Filosofi dari Vivi itu adalah kata lain dari Fitri (*krik). Cobalah nah, kurang kreatip dimana juga..
T..T. Tenang-tenang, pada dasarnya Bapak cuma ndak mau menghilangkan esensi
dari nama Fitri itu sendiri. (lagi-lagi) kata Bapak Vivi itu artinya sesuatu
yang membuat ‘bernafas’ kembali. Pas disuruh nerangin toh malah kemana-mana.
Tapi aku sendiri nangkepnya bernafas dalam arti yang luas. “Bapak mau anak bapak
yang ini dimanapun dia bisa jadi bermanfaat yang dinanti seperti hari
kemenangan (idul fitri) ini”. Haa…. (berkaca-kaca). Toh pada kenyataannya Vivi
itu berasal dari bahasa latin yang artinya “KEHIDUPAN”. (keplok-keplok)
Selanjutnya
“Isnia”. Ini yang paling simple dan cukup jelas. Isnia diambil dari bahasa Arab
Isnaini yang artinya dua. Yap, tepat.
Karena saya adalah anak kedua yang keberadaannya dinanti selama kurang lebih 14
tahun. (“yang dinanti, seperti hari idul
fitri ini”, hmmff)
Yang terakhir adalah
“Wati”. Wati berasal dari bahasa sansekerta yang berarti wanita, pandai dan
langit. Kata Bapak biar anaknya jadi wanita yang cerdas dan memiliki hati
seluas langit. Langit sendiri banyak
makna ituuh.
Vivi Isniawati.
Nama dahsyat gabungan dari bahasa Latin, Arab dan Sansekerta. Meski aku tahu,
mungkin namaku tidaklah memenuhi syarat sebagai nama-nama utama dan baik dalam
tata cara agamaku. Tapi apapun juga itu adalah nama penuh Do’a dari Bapak
tercinta yang diamini sepenuh hati oleh Mama. Berharap setiap panggilannya
menjadi do’a sepanjang hidupnya.
Masihkah namaku
hanya sekedar susunan huruf? No..no..no.. Namaku adalah rangkaian doa teriring
seribu harapan dari yang memberikannya… ^____^
Semoga kau benar-benar menjadi si shalihah
yang cerdas serta memiliki pengetahuan dan hati seluas langit yang akan
memberikan ‘kehidupan’ bagi sekelilingmu sesuai harapan orang tuamu ya Nak.
Amiin…