Hollaaa efribodiiii….. wuiiihhh…. So long time no see this
nolderajad dashboard, baru sadar lagi ternyata udah lama ga share entry yang
pake poto-poto disinih. Having too many things to tell leads me to stuck on
writing at all. Fyuuhh… banyak kejadian penting dan berharga sebenarnya. But,
above all, I choose to tell you this kind of story. My holiday with AWESOME
friends. (ngomong opooo kuwi Vi?) #eh, artinya yang puya blog langsing \^o^/.
*ditabokbolakbalik*
Mmm.. sebelum efek obat penenang saya habis, selalu lebih
baik bila inget Allah saat memulai apapun.
Bismillah, semoga Allah mengampuni
setiap kata yang memiliki aura buruk disini… ^^
Saya pingin ‘ngawur’ ya, biar kekhilafan saya baca buku-bukunya
si Raditya Dika jaman muda dulu ada manfaatnya. Jadi nanti bila ada gombalan
yang terjadi disana-sini sudah pada nyiapin amunisi sebelumnya. Hehee…
Semua bermula dari setiap tahun disebuah event keren yang
disebut I’tikaf, kegiatan yang cukup menguras rasa dan dana ini sebenarnya
lebih menggalaukan dari drama-drama FTV yang ceritanya tentang cinta diam-diam
bertaun-taun tetapi diendingnya dia baru tau kalau yang disukainya itu adalah
anak dari pembokatnya sendiri. Nah, sepanjang sejarah saya berada dimoment itu,
tahun ini adalah yang terparah dalam standarisasi ‘galau’nya. *Yaa elaah ngomongin sejarah, baru juga ikut dua
kali*. (haissh… suka-suka saya dong.)
Situasi saat itu sangat rumit kawan, tugas-tugas yang
dilakukan juga begitu banyak dan super duper ribet, semacam disuruh bantuin
anak ayam yang hampir lumpuh karena dipatokin si mama ayam waktu dia pingin
nyusu ke mamanya. *Nyusu? Dipikir ayam
mamalia*. (Yaudah sii, namanya juga berandai-andai)
Hari demi hari dilewati, dan waktupun terus berjalan. *yaiya dong waktu terus berjalan, masa
waktunya diam*. (AH ELAAH PROTES
MULU AH)
Lalu entah dari mana asal muasalnya, manusia-manusia kurang
beruntung yang menjadi lakonnya itu disebut “Penghuni Terakhir”. Tapi bila
percaya radar (jangan radar deh, ga ngerti, sensitip aja gegara pilem entah-apa-itu-judulnya
yang membuat teman-teman saya menderita syndrome parah suka main
antena-antenaan /-..-\) ok, diulangi. Tapi bila percaya wangsit (yang lebih
sering salah daripada benarnya) yang saya terima, munculnya istilah itu belum
lama kok. Malah sepertinya baru tercetus setahun yang lalu, yaakk waktu itu
kali pertama saya berada diantaranya. Jaman-jaman masih lugu beneran. Tapi gapapalah
ya, keren kok. Daripada namanya “Korban yang Tersisa”. Ngenes banget kan
Takbir pagi lebaranlah sebenarnya yang punya kuasa melantik
siapa saja orang-orang itu, mereka-mereka yang (katasaya) berhak menerima do’a
terbaik (walau tak terucap), tatapan haru (entah dari siapa) sekaligus bangga
(meski mereka tak pernah tau) atau ‘sekedar’ rasa ukhuwah bertabur cinta yang semakin
menyala-nyala didada sesama mereka (Aamiin).
Nah, tahun ini sebagian dari mereka merencanakan satu
ekspedisi ‘rahasia’, setidaknya dari
saya. (lha infonya tiba-tiba kok). Padahal saya udah niat dari hati yang
terdalam ingin lenyap dari peredaran untuk waktu yang telah ditentukan sejak
pamit ‘mudik’ hari H itu. Tapi gagal, karena rasa-rasanya sejak hari
diumumkannya ekspedisi itu hape saya seperti dimasuki smssms yang menyebarkan
virus berbahaya untuk melupakan niatan mulia tadi. Ah, tapi entahlah. Ini hanya feeling seorang Ibu. :D
Ok gals, sebelum hal-hal buruk terjadi nih saya kenalin satu
persatu manusia-manusia yang ikut itu.
1.
Mas Harun Abdul Aziz
Errr… apapun ‘status’ nya, he is our capten in this ekspedition. Beliau mendapat kehormatan duduk
dibangku depan paling pojok kanan. Iyyap… tepat dibelakang setir. Jujur,
sedikit ketar-ketir awalnya. Hah? Sopir tunggal? ntar fit ga itu.
Yah, pokoknya hari itu saat beliau diikrarkan sebagai pemegang kemudi saya cuma
berdo’a semoga Mas Harun jujur atas SIM BARU yang ada didompetnya, alias asli
pake tes. Bukan apa-apa sih tapi saya kan belum nikah, ga lucu dong gagal
ketemu pangeran didunia cuma gara-gara SIM tembakan.
Gak elit tenan. (-..-)a
2.
Mas Ali Hasan Syamsudin
Sang Co-driver
yang punya goyangan kepala maut, bahkan kalau trio macan cari personil keempat
Mas Ali bisa direkomdasikan dengan menunjukkan video dahsyatnya itu, hehe.
(Ampunn Mas Ali). Satu-satunya manusia beda ‘jenis’ dengan saya diperjalanan
itu yang dalam kesehariannya berani tak mintain tolong, lagi, lalu lagi, lagi
terus dan lagi sampe banyak banget tanpa sungkan saya yang gede banget itu
banyak berpengaruh. Minta tolong mulu,
nyuruh-nyuruh dong? Iyap.. bener. Tapi percaya atau tidak faktanya beliau
ini bos saya sodara-sodara. Benar-benar anak buah durhaka bukan.*dikutuk jadi
Anna Althafunnisa*
3.
Mbak Siti Zahra
Mbak Ja adalah orang terakhir yang duduk dibarisan depan.
Tepat disebelah Mas Ali. Yooi brai, Mbak cantik ini KAKAK si Mas Ali tadi. So,
no problem right? Nah, kalau Mas Ali tadi tugasnya ngebantuin Mas Harun,
Mbak ja ini tugasnya membantu Mas Ali. Membantu dalam hal apapun, membantu
nggodain, membantu ngabisin makanan, membantu ‘menyiksa’, membantu-membantu….
:Dv .
Layaknya kembang api yang ndak akan meledak tanpa api,
nhaa.. si Mbak Ja inilah api diperjalanan kami, beuuhhh… suasana mobil yang
isinya sebagian besar hanya kembang api-kembang api ‘bisu’ itu jadi gegap
gempita sama ‘ledakan’ tawa. Hahaha… iyo
po ra Mas Lanjar? *ngakak
4.
Mbak Tri Prihatin Nurul Muthmainnatul
Jannah
Tentang Mbak Mj ini (Mj
Vi, Mj? Iyo, celukane eMJi, cen sih, gak mathuk karo jenenge asli sik dawane
kaya sepur nggeret sepur) beliau adalah pemegang kantong sakti mandraguna nyawa
dari perjalanan ini. Jadi jelaslah kami semua bakal lebih panik kalau sikantong
yang ilang daripada yang megang. Haha sadis memang...
5.
Mbak Erni fariyatun
Beliau adalah pemegang rekor pengucap kalimat tersedikit
selama perjalanan. Mbak Erni antusias banget ikut ekspedisi ini. Hal ini
pulalah yang sedikit meluluhkan hati saya *halah* untuk ikut serta, mana tega
saya membiarkannya sendiri digoda sama para galauwers diluar sana. Apalagi ada Emji
disitu. *lirik sinis*
6.
Vivi
WEEEE DILARANG PROTESSS, INGET TENTANG MASALAH KUTUKAN DI POIN MAS ALI TADI!!!! |
-Seseorang yang saat itu pingin banget
nemuin lampunya aladin biar bisa minta 3 permintaan (atau lebih), permintaan
ngawur semisal semoga bisa jadi kaya Sule yag nyengir dikit aja udah bikin
ketawa sampe sakit perut, atau kalau itu nggak, pingin bisa berubah mirip Dian
Sastro biar kalau poto-poto gak merusak suasana, atau permintaan terakhir yang
cukup timbul dari hati yang terdalam, berharap badan saya sedikit mengempis,
gak usah banyak-banyak, macam personil-persoil SNSD itupun jadilah biar beban
si Ulil Alphard sedikit berkurang. Tapi apa boleh buat, sampai perjalanan ini
berakhir saya masih tetap menjadi Vivi yang (katanya) ndut, culun nan kusam itu
*miris
7.
Mbak Sylvi Rizki Fitri
Mbak Chil duduk pas disebelah saya tepat dipojok kiri dan
menjadi personil terakhir yang duduk dideretan tengah. Tanpa Mbak chil entah
apa yang terjadi sama penampilan saya selama di Malang. Lha sebutir sabun
mandipun saya gak gablek cobalah. Naah selama perjalanan meski Mbak chil ini
cukup diganggu oleh para penggemar yang sirik sama keproposionalannya, tapi dia
tetap berbaik hati mau berbagi wadah mandinya yang super komplit itu. Baahh..
mantab sudah. (o..o)d
8.
Mas Musta’in Billah
Adakah yang sadar kalau selama dimobil Mas Billah ini banyak
ngalah masalah tempat duduk? Soalnya secara tidak beruntung ketiga teman
duduknya dibagian belakang sono suka tiba-tiba tak sadarkan diri, jadi bila hal
itu terjadi tinggallah dia duduk ‘ndepis’ disudut sono hingga akhirnya ikut
melakukan hal yang sama, tidur karena capek (mungkin). Teganya mereka kan,
teganyaa…
9.
Mas Rahmat Hidayat
Meskipun mobil waktu ‘salip-salipan’ jadi melenggak lenggok
sana sini macam orang goyang dangdut yang kesetrum, Mas Met ini tetep aja
anteng dan gak protes duduk selonjoran dibawah deket kakikaki ketiga makhluk
yang disebutnya teman itu. (iya bener, dibawah. Iya saya juga tau, ga sopan bener
kan mereka. *diuncaligalon*)
10.
Mas Indraji Idham Wijaya
Beliau ini ‘korban’ pelariannya Mas lanjar. Hiiisshh lah
pokoke. Plis deh Mas Lanjar, jangan menciptakan adegan-adegan yang membuat saya
salah paham begitu, setidaknya jangan didepan saya kek. L
Mas Lanjar mind : “Ah,
Mbak Vivi jangan fitnah deh, mana ada saya melakukannya didepan Mbak. Orang dibelakang kok, lupa ya…
kami kan duduk dibelakang” #ngok
11.
Mas Lanjar Kurniawan
Err… duhaii. Bener deh, Bang Zafran kami yang satu ini
bingung mau dideskripsikan bagian apanya. Tapi..kalau dilihat suasananya malam
itu kembang api kami gak akan meledak ‘seindah’ itu kalau orang satu ini
ketinggalan, disita sama pegawai SPBU misal, dikarenakan kami gak kuat bayar
solar.
Yaah… begitulah, bahkan dengan melewati satu tempat dalam
perjalanan itu sudah membuat hati Zafranista ini tercabik-cabik.
Perjalanan ini, terasa sangat
menyedihkan…*muter lagunya Mas Ebiet
Lebih parahnya dia dapat teman perjalanan yang salah
sodara-sodara. Teman yang seharusnya menemani menikmati suasana galau itu
dengan hening, ini malah saling bahu membahu mengacak-ngacak sejarah asmaranya
itu dengan semena-mena. Ahh, kalian…. Saya pingin banget mengingatkan, coba
bayangkan bila kalian ada diposisinya, mesti rasanya galau, campur gemes,
campur bingung,campur gula dua sendok, garam secukupnya, sisanya tambahkan
sesuai selera anda.
Tapi niatan suci itu saya urungkan karena bagaimanapun juga
sinyal tetep susah di rumah Kak Fatur meski Mas Lanjar udah duduk dibelakang Mbak
Chil, jadi sayapun malah ikut bergembira bersama yang lain. Lalala… (Iya tau,
siapa juga yang bilang nyambung)
12.
Satria Hijau Ulil Alphard
INI..INI…. MANA ADA MOBIL SE-KEREN, SE-TABAH, SE-SABAR,
SE-KUAT, SE-PENGERTIAN MOBIL KAMI YANG SATU INI (lebay gapapa deh). Kurang
keren gimana coba, kapasitas penumpang NORMAL Cuma 8, ini dia rela ngangkut 11
orang tak tahu diri sama bobot badan masing-masing dimacetnya arus balik
Jogja-Malang tanpa ngambek atau bikin
ulah sedikitpun (red : macet, ban kempes dsb) juga dengan (di)tabah(tabahke)
mengikuti keinginan penumpang buat jalan di track Bromo yang luar binasa itu.
Hanya batuk sedikit ditanjakan itulah yang membuktikan bahwa dia tetap mobil
yang memiliki hati seperti mobil lainnya, bukan mobilhero kayak di pilem pilem.
*peluk si ijo*
Scroll.. scroll.. scroll.. #sadar
Perkenalannya aja segono… haishhh…
Sambungannya tar ya, kalau udah ada mud lagi... :D
-Perjalanan dimulai-
Oh iya, diucapkan selamat bertugas buat ketua kami yang lagi
memperjuangkan nilai dipulau seberang. Map gak bisa hadir pas acara pamitan.
Makluum, jadwal padat. pastikan tetap utuh lagi sampai Jojga., dan tambahan satu lagi,
kalau boleh usul stok masker yang banyak, kata temen saya asap lagi merajalela disana, atau kalau
enggak pas uang jajan habis kan lumayan bisa dijual lagi.
Gutlak Bang Zafran…. :D
0 komentar:
Posting Komentar