:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10: :11: :12: :13: :14:

Welcome In my blog

"Kata-kata bisa mengobati atau melukai, memberikan harapan atau merampasnya"

Aez Quote

Not trial and error but trial and learn

Total Tayangan Halaman

Lokinfo

Translate

Tag Cloud

Entry Populer

Jumat, 28 Februari 2014

Pemburu Ilmu Perantauan

Disetiap malam, sering aku terjaga. Kedua katup mata seakan memiliki masalah pribadi yang menjadikannya enggan bersatu menutup pupil beserta keluarganya. Jalinan rumit sarafpun menolak untuk patuh pada otak yang memerintahkan menghentikan seluruh pekerjaan. Mencukupkan memori untuk hari ini.

Bila kelopak itu dipaksa untuk mencumbu sang pasangan akan tertangkap bayangan landskap yang sama. Aku berdiri pada lapangan dengan carut rumput yang tebal, menahan kakiku yang telanjang dari tanah yang dingin. Disekelilingku, memagari lapangan rumput tadi adalah deretan rumah-rumah papan yang berbaris membentuk persegi. Hamparan lagit biru menjulang mendominasi bagian atas, melengkung, lalu kedua kakinya bertemu dengan garis cakrawala jingga diujung kepala pohon kelapa yang berbaris bersaf-saf membentangkan kedua lengannya melindungi rumah-rumah papan. Dibelakangku, tertutup rumah, melewati satu dua pohon kelapa, setelah jalan setapak. Mengalir air kecoklatan dengan bau gambut dan hiasan ilalang. Lalu seperti sebuah nada, bergantian suara-suara riang menjadikan melodi yang tertahan. Jeritan senang, celotehan ceria, bunyi celeguk air yang ditingkah anak-anak tuna busana, suara tendangan bola, dan seribu paduan harmoni dari nada-nada permainan yang pernah terekam rumah keong telingaku. Terungkap satu persatu, bergantian.

Namun dari semua memoar yang berkelebat itu disanalah fokusnya. Pada satu titik dimana mataku menghadap. Tampak membisu sebuah rumah usang. Didepannya ada satu beringin dengan daun yang lebat. Tampaknya angin padang telah berhasil memaksanya menggugurkan daun-daun kuning pada halaman yang tanahnya masih terukir semburat sapu lidi. Pohon pinang merah menghiasi sisi yang lain. Tak seperti beringin yang tunggal, ia memiliki banyak saudara dalam satu akarnya. Pemandangan ini seperti memainkan metaforanya sendiri. Dua pohon itu seperti sedang berdialog, memperbincangan kondisi si rumah papan dengan khusyuk, sementara si rumah papan dengan tenang menghalalkan pergunjingan tentang dirinya. Namun semua terlihat indah. Tetap mempesona.

Dua sejoli tadi kembali menemukan masalahnya, ia tersentak terbuka. Menghilangkan pesona deja-fu yang kembali terhidupkan dalam studio otakku. Semuanya seakan-akan hanyalah sebuah solilokui visual yang nampak dalam ‘film’ masa lalu. Rumput hijau, awan seputih kapas, langit biru, dan alunan lagu alam hasil peraduan angin yang menggesek dedaunan yang merebakkan harmoni  ganjil namun dirindukan. Lindap dalam gelap.

***

Sejak saat itu kenanganmu terus memagut. Geming di antara nyata dan fana.
Memoriku menjelajah silam
Lambaian yang tertangkap dari buritan
Wajah tegar pada tempat terujung didermaga yang dipaksakan
Tangis dibalik pintu masuk bandara yang disembunyikan

Semua kurekam
Tanpa tanda, tanpa bahasa.

Segenap kerinduan ini bergemuruh.
Semoga malam memahami, menyatukan emulasi kehampaan yang kian mendominasi.

Kubanting guling sejarah ini hingga menutupi seluruh satuan yang berada pada kepalaku. Berharap dapat meredam semua bayang yang kembali berebut untuk hadir. Sekaligus menahan bening yang telah siap meluncur dari liangnya.

Aku ingin pulang.
Hanya itu....



Inspiring (SK)
 -Tulisan ini sudah pernah terbit dilapak ini dengan judul yang sama. Enjoy it~
~Aez~
Read more...
separador

Sabtu, 22 Februari 2014

Yuk, Mengumpat!

Mengumpat kalau bahasa asingnya adalah misuh-misuh. Biasanya terjadi saat kita hilang kontrol atau berada dalam kondisi yang ‘terlalu’. Entah itu terlalu marah, terlalu kesal, terlalu bingung, terlalu kaget atau seiring perkembangan zaman mengumpat juga digunakan pada keadaan terlalu senang. Namun secara umum yang namanya mengumpat sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif. Hal ini disebabkan karena aksi dari mengumpat berupa perkataan atau ucapan dengan kosa kata yang cenderung tidak enak didengar (Vivi, 2014). Hehe..
*skip*
Maaf pemirsah, menggunakan bahasa formal itu sangat mengganggu bagi saya. Mpun nggih, kita seperti biasanya saja.
***
Nah, tapi kenapa pada entry ini kamu malah ngajak anak orang buat misuh-misuh Vi?

Haissyyhhh bentar to, yuh dilanjut dulu....

Awalnya saya hanya melihat fenomena disekitar aja. Mengumpat a.k.a ‘misuh-misuh’ sebenarnya hanya kata yang saya pilih karena bingung mau pakai perumpamaan apa yang tepat untuk istilah perkataan tidak sadar  yang sering tanpa sengaja keluar dari mulut kita. Setiap kita sering lhoo melakukan ini. Hanya karena sifatnya tanpa sadar jadi yaa memang sering tidak disadari.

Contohnya nih, kalau lagi gemes sama kelakuan teman sering dengan nada bercanda kita ‘kelepasan’ bilang, “iiihhh dasar kamu kampretos cokolatos” atau bla..bla.. Meski tidak serius tetap saja itu adalah ucapan yang keluar dari mulut kita. Padahal katanya ucapan itu adalah do’a. Padahal katanya ucapan itu adalah isi hati kita. Padahal katanya ucapan merupakan cerminan akhlak. Padahal katanya lebih baik diam daripada berucap yang sia-sia. Padahal katanya setiap ucapan akan dimintai pertanggung jawaban. Padahal katanya akan jadi panjang banget jika mau ditulis katanya-katanya yang banyak itu. Hehe...


Nah, padahal hampir sebagian besar dari kita tidak lepas dari ‘latahan’ itu. Untuk teman-teman dari jogja mungkin tidak asing dengan umpatan “asem” atau “tobat” dan mungkin setiap daerah punya bahasa ‘misuh’ yang berbeda-beda. Karena sifatnya kebiasaan dan tanpa sadar maka memang sedikit sulit untuk dihilangkan. Bahkan mungkin hal ini sudah dianggap biasa dan dimaklumi oleh sebagian kita. Nah, bukankah lebih indah jika latahan misuh-misuh itu kita ganti dengan kata yang lebih bermanfaat. J

Hal-hal seperti ini meski terlihat sepele tetapi jika lebih dipahami memiliki efek yang besar lhoo. Salah satunya untuk kalian para (calon) Ibu. ^..^v
Ketika nanti kita sudah memiliki (banyak) anak hal-hal semisal ‘mengumpat’ dan ‘misuh-misuh’ terkadang tak terhindari. Padahal ucapanmu adalah do’a mustajab buibu. Apalagi do’a Ibu kan tanpa hijab. Inget yaa, anakmu kelak adalah ucapanmu saat ini. #catat

Mungkin banyak orang tua yang tidak sadar jika kenakalan anak mereka sebenarnya berasal dari ‘doa-do’a’ mereka. Kok bisa? Ketika si adik melakukan kesalahan misal, tanpa sadar si Ibu yang sedang capek berucap “wee lhaa asem tenan, bocal nakal ig”. Ndak tau kalau disebelahnya ada malaikat yang kaget terus bilang “aammiin”. Dan jeng...jeng... kelak si Ibu sibuk nyalahin si anak yang kelakuannya nakal gak ketulungan. Padahal?
 
Emaak, apa salahku?
Bukankah ini PR besar untuk kita terutama yang masih sering melafalkan kata-kata ajaib itu? Nah sayapun demikian. Meski tidak memiliki kebiasaan mengucapkan kata-kata khusus tapi saya takut lingkungan mempengaruhi saya. Mungkin ketika diasrama seperti sekarang masih aman karena lingkungan sangat kondusif, tetapi nanti ketika telah bermasyarakat dan saya tidak memiliki kebiasaan yang kuat. Walaaa... bisa berabe toh. Jadi saya menyimpulkan : ciptakan lingkungan atau kamu yang diciptakan lingkungan.

Kita sadar bahwa diri kita terbentuk karena pengaruh lingkungan. Hal-hal baik akan lebih mudah diterima atau diterapkan pabila lingkungan juga mendukung. Karena itu saya iseng mencari wangsit bagaimana cara jika ingin membuat kebiasaan baru pada lingkungan yang ada. Setelah bertapa disana-sini akhirnya saya menemukan jawaban. Simpel ternyata, MULAILAH DARI DIRI SENDIRI. J

Awalnya cukup sulit juga lo. Soalnya memakai kata-kata yang lidah kita jarang mengucapkan itu agak sedikit membutuhkan perjuangan. Hehe... awalnya kagok parah. Tapi kalau saya nyerah disini artinya misi ini gagal. Ooo...tidak bisyaah...

Seiring berjalannya waktu saya bisa sedikit tersenyum. Ketika sedang gemes akan sesuatu saya sudah bisa reflek mengucapkan kata-kata yang saya biasakan untuk itu. Mmm... mungkin sedikit saya jelaskan, selain ucapan yang diutamakan semisal Astagfirullah, Alhamdulillah, dsb. ucapan yang saya biasakan disini lebih terfokus pada ucapan untuk orang lain. Karena biasanya yang dilakukan orang-orang ketika sedang marah adalah mengabsen penghuni kebun binatang atau menggunakan perkataan sarkas lainnya.

Mari sedikit mengingat ‘umpatan’ Ibu Imam Sudais sang Imam besar Masjidil haram. Ketika Sudais kecil tak sengaja menaburkan pasir dijamuan yang telah siap dihidangkan padahal para tamu sudah hampir datang. Ibu Sang Imam yang terlanjur kesal akan kelakuan putranya reflek mengumpat “idzhab ja’alakallahu imaaman lilharamain,” (Pergi kamu…! Biar kamu jadi imam di Haramain…!)”. MasyaAllaahh... Lihatlah efek dari umpatan itu...

Hmm... bukankah semua anak akan rindu dengan akhlak seorang Ibu yang demikian? J

Salah seorang Mbak di asrama juga saya rasa cukup sukses dengan trendcenter kata-katanya yang selalu menggunakan kata “Ya Allah” ketika mengeluh. Misal.. ‘Ya Allah, aku capek ya Allah, huu..hu..’ dsb. Yang kemudian diikuti oleh seantero asrama. Gudjob Mba Ja.like it!! karena apapun hendaknya memang kembali pada Allah ^^

Jadi Yuk kita ciptakan lingkungan dkita pada hal-hal yang baik. Demi masa depan lho ini. :D Oh iya, yang tadi gak Cuma untuk (calon) Ibu aja ya (Calon) Bapak juga sama, gak lucu dong kalau ntar si Adek keceplosan ‘ngumpat’ disekolah dan ditanya jawabnya “Ayah juga ngomong gitu buguru”. ( :’D )
***
For last, thanks to yang udah sering jadi bahan praktek diasrama. Maap kalau jadi sering ‘teriak-teriak’ ; Nur’aini solihaaahh atau eskriim solihaah...
Sedikit berharap semoga yang lain segera ketularan. hohoo

-Calon ‘guru’ yang sedang belajar-
--Aez-
Read more...
separador

Jumat, 21 Februari 2014

MOVE ON!

Allah selalu punya sejuta cara untuk mengabulkan setiap do’a-do’a kita. Hanya saja terkadang kita telat utuk menyadari itu. ^^
--Aez-


 ***

Beberapa waktu yang lalu Qodarullah ponsel jadul saya yang paling keren tiba-tiba pergi tanpa pamit. Wahaaa... kalau ingat hari itu, meski covernya terlihat stay cool aslinya saya kelabakan parah. Kalau kata sagena temen saya, ‘tak ade hape tak idup, hape nyawe kedue kite tu’. Hohoo meskipun saya bukan hp addict tapi seperti itulah yang saya rasakan.

Mungkin memang salah saya juga menyimpan apapun disana. Meski hp buluk,  tapi dari nomer penting, segala macam password, No Rek. Sebanyak-banyak kombinasi imel, list tugas penting, draft qoute, memo, reminder dan banyak lagi dan lain sebagainya dan lain-lain itu saya percayakan sama dia semua. So, you can imagine that laah. Apalagi gaji bulanan waktu itu PIN nya juga baru dikirim kesana. Ndak bisa tidur sudah. hehehe


Setelahnya saya seperti orang patah hati. Ga selera makan, ga selera tidur tapi herannya badan tetep segitu-segitu aja. Selain hal-hal yang disebutkan diatas otomatis hubungan saya menjadi terputus dari apapun yang medianya menggunakan hp itu. Mana setelahnya gak segera mencari pengganti. Ndak minat e... Jadi cukup lama juga ‘jomblo’ nya. Tetapi setelah melihat teman-teman kesusahan untuk menghubungi terutama teman-teman divisi akhirnya iman saya goyah juga. :D

Maaf ya yang dirugikan saat itu. Sampe miskom kemana-mana,hehe.. yah... mungkin ini salah satu penyakit saya, kalau kata anak-anak tipe orang yang susah move on setia #plak.
Meski aslinya tidak mutlak seperti itu. Ingat, bajat juga sangat berpengaruh sodara-sodara. Hee~


Saya sering berdo’a agar Tuhan selalu menuntun saya kearah yang lebih baik, menggandeng saya untuk selalu berada dalam jalan-Nya, dapat meninggalkan yang tidak bermanfaat, tegas menatap kedepan dan segera move on dari apa-apa yang membuat saya sulit bangkit.

Dan tarrrraaaahhhhhh...... Allah kasih cara paling efektif bin mujarab untuk masalah ini, dimusnahkanlah si HAPE tercinta. Hikz... karena bagaimanapun juga memori hp itu telah ada sejak jaman muda dulu. Jadi yaaa... bisa dibayangkan apa saja yang berada didalamnya. Selain Allah ingin melepas saya dari semua kenangan yang tidak penting, dari sms-sms yang masih tersimpan dari tah kapan, mungkin Allah juga ingin melindungi aib orang-orang yang pernah saya jahili dulu. Hehe. Haisshh... bukan aib yang gimana-gimana juga, kadang kan kalau iseng orang lagi ngiler suka tak jepretin kemana-mana. Begitu.


Ah, Allah itu selalu keren kok. Mungkin dengan hape itu hilang dan selamanya tidak kembali adalah yang terbaik untuk saya. Allah ingin melindungi saya dari suatu keburukan yang mungkin dapat disebabkan dari hp itu. Entah seperti apa bentuknya. Tetapi yang paling penting Allah benar-benar memberikan cara yang paling ampuh untuk saya move on dari beberapa hal yang berasal dari masa lalu yang masih terdokumentasikan oleh hp itu. :)

Dengan sebelumnya takdir Allah menetapkan Netbuk saya rusak, flashdisk khusus bekapan ‘memori’ hilang dan yang terakhir hp pun pergi meninggalkan, saat ini saya benar-benar menjadi seperti orang tanpa kenangan selain yang tersisa diotak dan mungkin sebentar lagipun akan segera terhapus oleh sistem yang sedang saya rancang #halahh.
Pokoknya selamat tinggal semuanya. hehe


Pun, jika hp saya bisa mengucapkan pesan-pesan terakhir mungkin dia juga bakal bilang :
Kamu pasti bisa hidup tanpa aku, bahkan lebih baik. Tenang... apapun yang pernah terjadi diantara kita, tetap akan menjadi rahasia selamanya. Tetap hanya aku, kamu dan Allah saja yang tau. Aku pamit ya... jaga diri baik-baik. Nanti kalau udah ada yang baru jangan suka ‘ketlingsut’ lagi”
-Edisi melebaiii-

Hehooo... ya..ya percaya, karena meski nanti ada yang nemu, hp itu tetap saja tidak bisa dioperasikan. Selain sandi bertebaran dimana-mana, dipaksa bobol juga hpnya bakal error. ^^

Sekarang hubungan saya dengan hp sudah tidak seperti dulu, kalau dulu kemana-mana dibawa yang sekarang jadi ditinggal kemana-mana. Haha.... jadi jangan heran kalau akhir-akhir ini ada telpon jarang diangkat atau sms balasnya luamma. Soalnya selain pergipun hp jarang dibawa untuk saat ini saya masih sering bingung keberadaan si hp ada dimana. Sampai nanti biasanya ada yang teriak “Nih Mbak, hp mu disini niih, ada sms/telpon nahh” dan setelahnya (biasanya) saya syudah lupa lagi dimana naruh hp ajaib itu. :D Ah sudahlah, intinya saya sudah bisa pergi dan tidak ketergantungan dengan benda yang namanya HP.
***

Itulah Allah kawan, jika ada sesuatu terjadi pada kita dan kita sabar dalam memahami, sebenarnya Allah sedang merencanakan suatu kebaikan untuk kita. Syukuri saja. Juga mari mulai menerima semua musibah dengan prasangka baik, selalu ingat bahwa Allah tak pernah salah dengan ketetapanNya, sekali-kali tidak. Apapun itu.....
Dan hati-hati dengan setiap do’a yang kalian pintakan yoo. ^^


Thanks Allah, Love you mu mu muuah pokoknya.... ^^
*alaynya tetiba kumat*


-Aez--
Read more...
separador

Sepotong Hati yang Baru

Bro,
Meskipun status kita sama-sama mahasiswa FIAI UII tapi sekalipun kita belum pernah bertegur sapa, bahkan hampir setengah semester berlalu rasa-rasanya aku belum pernah bertemu denganmu dalam kesempatan apapun. Atau karena pergaulanku saja yang kurang luas ya?

Magrib itu sedang bertugas di rusunawa. Baru saja halaqoh dibuka aku sudah diberondong oleh adik-adik panduanku yang berebut menanyakan tentang seseorang yang kecelakaan sore itu. “Ih Embak, kan sama-sama FIAI masak gak tau” kejar mereka ketika rasa penasarannya hanya kubalas dengan jawaban ‘tidak tahu’. Ya, karena itu memang berita pertama yang kudengar.

Kegiatan rusunawa dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah di Masjid kampus, Masjid Ulil Albab. Setelah sholat selesai pengurus masjid mengumumkan akan dilaksanakannya sholat ghoib untuk seseorang yang kecelakaan sore itu. Ah, pada akhirnya kita berkenalan kawan, aku tau namamu meski itu diberita kematianmu.

Sudahlah, tak usah terlalu panjang. Aku hanya ingin mengatakan begitulah kematian. Ia datang entah kapan meski pada waktu yang telah ditetapkan. Misteri namun pasti. Tak peduli pagi itu kau masih duduk mendengar kuliah bersama yang lain. Karena tentang kematian sebenarnya setiap kita sedang berada dalam antrian yang terus memendek. Ketika telah waktunya ia  tak kan mundur sedetikpun, tegas tanpa toleransi. Bahkan kematian tak peduli kalau kau belum menerima IP pertamamu, ya kan Bro?

Semoga kematianmu menjadikan pelajaran bagi yang masih hidup. Terutama untukku. Karena ternyata kita tak pernah tau bagaimana kita mengakhiri kehidupan ini atau bagaimana kita akan dikenang nanti. Yang bisa diusahakan hanyalah melakukan yang terbaik.

Hidup ini hanyalah tentang sebuah perjalanan yang pasti akan kita akhiri. Semoga Allah tetap menjaga hati kita dari segala macam kotoran. Karena tak kan ada yang ingin ‘pergi’ dengan sebelumnya berprasangak buruk meski sedikit, ya kan?

Karena kita tak pernah tau kapan ‘waktu kita’’ maka semoga Allah tetap melimpahkan bergudang-gudang prasangka baik yang akan menjelma menjadi kebaikan. Semoga Allah menutup mata hati kita dari segala keburukan.

Ya Allah... izinkan kami untuk memiliki hati yang tak bisa membenci, yang tak pernah membenci. Karena kami ingin kembali dengan sebaik-baik cara kembali.
Aamiin...


Mengenang
Teman seperjuangan  kami,
Ikhsan Akbar Wahid
Ekis 2013 FIAI UII
Berpulang, Nov 28 2013
Read more...
separador
Diberdayakan oleh Blogger.

Salam ^__^

Foto saya
Jogjakarta Hadiningrat, Indonesia
Terkadang tulisan seperti diam, adalah pilihan terbaik disaat hati dan lidah lelah untuk berkata.. Welcome In My Abstract Mind... ^^

Categories

Followers