:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10: :11: :12: :13: :14:

Welcome In my blog

"Kata-kata bisa mengobati atau melukai, memberikan harapan atau merampasnya"

Aez Quote

Not trial and error but trial and learn

Total Tayangan Halaman

Lokinfo

Translate

Tag Cloud

Entry Populer

Minggu, 20 Oktober 2013

Wanita Air Putih

Dipandang ia mengingatkan pada pemilik-Mu
Dengan senyum samar dibalik tunduk yang malu-malu
Hanya sekilas tapi cukup bikin sesuatu

Dipandang ia membuat keki
Santunnya tulus dari hati, tak melulu demi pencitraan duniawi
Didekatnya jiwa jadi tau diri

Dipandang ia menelanjangi aib
Bukti nyata bahwa ‘aku’ jauh dari baik
Inspirasi cari ilmu biar makin naik

Dipandang ia mempesona
Lihatlah lembut dan sikap nalurinya
Tak kaku, tak jua seenaknya

Dipandang ia membayang cinta
Pakaian sederhana terjulur panjang nan rapat bersahaja
Pertanda betapa ia serius menjaga untuk kekasih halalnya

Dipandang ia teringat surga
Semua nyaman dengan setiap akhlaknya
Duhai, beruntung yang dapat menaklukkan hatinya

Dipandang ia menggetarkan kalbu
Terpandang masa depan meski hanya sekilas lalu
Fulan terbaik adalah hak-mu atas Rab-Mu

***

Ia wanita air putih
Yang selalu pertama kau cari saat dahaga
Yang sederhana namun kan kau rindu dalam setiap harinya
Yang hanya dengannya kau dapat hidup dengan tawa
Tanpa pewarna, tanpa gula. Karena ia menyerahkan padamu untuk membentuknya
Ia setia dengan bijaksana. Ia adalah cikal dari semua pesona minuman lainnya
Ia istimewa dengan caranya.
-Kata yang duduk disebelah saya "bagian ini untuk suaminya tho Mbak Vi" ya...ya... boleh deh-
***

Jangan tanyakan kenapa air putih. Karena bila dipaksa menjawab, hanya karena saat menulis ini saya ditemani segelas air putih. Hoho...

Ditulis setelah menemui seseorang yang...  Robbanaa... bahkan bila saya lelaki mungkin sudah jatuh hati padanya.haha... Dan lagi-lagi pikiran itu muncul, “wanita seperti ini yang cocok untuk lelaki shalih seperti itu” *istigfar*


Pandangan Sejuta Makna
~Àez~
Read more...
separador

Rabu, 09 Oktober 2013

Holiday #4 Last (Akhirnya...)

Seingat saya sampai asrama sekitar pukul sembilanan dengan kondisi masih agak ndredeg karena belum terbiasa main ‘akrobat’ kaya dijalan tadi. hehe... setelah itu jadi cukup kaget karena ternyata personil asrama masih lengkap, sebab bila membaca rencana dan pertimbangan kalau saya sampai diasrama bakal malam, saya bakal masuk kloter terakhir untuk jalan-jalan selanjutnya ini (red, jalan-jalan asrama). Sempat mikir, kalau tau bakal ditunggu sampai selarut ini kan lebih baik saya ga usah ikut karena kasian teman-teman yang lain. Tapi yasudahlah...

Setelah itu kami langsung berangkat naik dua mobil, tanpa ganti dan buka baju selapispun dengan pede-nya saya masuk berada ditengah teman-teman dimobil yang cukup imut itu. Setelahnya tanpa mikir aroma yang semriwing efek dari ga ketemu sabun dari tah kapan saya tepar sepanjang perjalanan, tau-tau nyampe aja.

Selintas ingatan saya tentang malam itu; api unggun, donat, jagung, ubi, lingkaran teman-teman, obrolan dan berakhir menyerahkan badan didinginnya pasir hingga pagi.
***

Setelah sholat subuh temen-temen putra langsung ‘mainan air’. Saya yang awalnya duduk menonton saja akhirnya jadi satu dari dua wanita (baca sama Mba ja) yang pertama nyeburin diri ke laut, kemudian dengan gaya malu-malu diikuti teman-teman lain. Hehee...


 ***


Teringat satu ayat yang menampar saya pada saat itu,”Maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan mereka tidak bersedih hati” Albaqarah 38. 

“Aku mencari kebahagiaan dari tempat tertinggi dimana bersemayamnya para dewa sampai landai terendah tempat berkumpulnya lelembut.

Mencari secercah bahagia yang kataku telah hilang. Namun pada akhirnya aku mengerti, kebahagiaan akan ada bila aku menghendakinya dan tetap tersembunyi selama aku mengizinkannya. Kebahagiaan terlihat pada bagaimana aku menikmati aktivitas. Apakah aktivitas itu hanya sebagai rutinitas sehingga menjadi beban, ataukah sebuah proses yang dijalani dengan semangat dan kesyukuran. Memandang optimis dan bersyukur atas apa yang ada dan diterima, dan tidak melihat kekurangan sebagai pembanding.

Persaudaraan ini terjalin karena Iman dalam dada. Allah yang memilih dan mengikatnya. Dia yang menentukan siapa yang pergi atau tetap bersama. Kita manusia hanya berusaha untuk saling menjaga. Terus mengingatkan akan cinta dan cita. Dan dijalan ini hatiku terpaut. Semoga Allah terus menjaga semangat ini.

~Aez~
Perjalanan panjang mencari makna
Jogja-Banjarnegara-Dieng-Wonosobo-Banjarnegara-Jogja-Sleman-Gunung Kidul-Sleman

Read more...
separador

Holiday #4 Part 6 (Pulang)



Dengan signal yang suka ngajak ribut saya berusaha tetep apdet kondisi  #Allah. Pada saat itu entah kenapa naluri Emak-emak saya mendominasi banget. Seperti Ibu yang lagi ninggalin anaknya yang lagi sakit dirumah, bawaannya ga tenang terus. Padahal niatnya toh pingin nenangin diri katanya. Haha. Dan meskipun harus dua-tiga kali baru bisa terkirim dan benar-benar tidak efektif untuk kartu As saya ini tapi gapapalah.

Normalnya sampai jogja lagi hari minggu malam. Tapi jum’at malam itu dalam rangkaian sebuah ssms ada pesan berisi satu kalimat pendek yang dikirim tapi nyangkut dan baru terbaca sabtu paginya.

cepetan pulang” (kurang lebih seperti itu)


Dhuaarr... sudahlah. Memang lebih baik seperti itu memang.

Untung pagi itu juga ada teman yang sudah mau pulang, akhirnya saya ikutan turun. Saya cukupkan jalan-jalannya sampai sini aja, kapan-kapan InsyaAllah dilanjut lagi, hehe. Tujuan saat itu rumah Ade lagi, pamit baru go Jogja.

Pamitan
Asline ndak boleh pulang sama Bapakke hehe. Ah... Bapakke kalau modus jangan banget-banget lah. *ditabok bolak-balik* . FYI si Ade temen saya ini sepuluh bersaudara teman temans. Ade sendiri nomer 9 dan SATU-SATUNYA PEREMPUAN. NAAAHHHH....... *eling vi, eliinngg

Setelah ceremonial pamitan kami go Jogja. Teringat pesen Mak’e yang minta buat saya datang lagi pas Idul adha (beliau sudah jatuh cinta dengan saya ini agaknya, hohoo). Tak bales senyum thok. “Mau aja Mak’e, tapi saya ga tau jalan e” T..T

Setelah itu kami pulang. Tapi alang tak dapat ditolak. Karena posisi pada capek semua dan memang jalan yang meskipun gak terlalu buruk tapi cukup merepotkan, ketika dirute yang menurun curam lalu berbelok double cukup tajam dan kebetulan juga aspalnya hancur, kami yang jarak antara motor satu dan lainnya tidak terlalu jauh itu jadi ‘sedikit’ melakukan adegan akrobat disana. Hehe

Motor pertama ngerem mendadak karena ada lubang. Motor kedua kaget, oleng lalu jatuh. Motor ketiga nyoba ngehindarin tapi gagal, oleng dan menabrak motor kedua tapi selamat tidak tumbang. Motor keempat (saya) sukses menghindar tapi sukses juga nyenggol motor ketiga sampai slebornya pecah. Untunglah teman-teman saya itu ‘jagoan’ semua. Tiup sana sini, plestes sana-sini, pijit sana sini, atur bawaan sana sini lalu lanjutkan perjalanan. Keren kan.

Tapi karena itu semua bawaan makin menumpuk terutama kami yang tergolong (kata mereka saat itu) masih Fit. Saya sendiri jadi bawa ransel 2, kardus 2 dan kresek disana-sini. Dikarenakan adegan itu pula kami sepakat untuk lebih ‘hati-hati’, jika dibahasakan lebih sederhana maka berarti ‘bakal makin lama nyampenya’. Beeuuhhh... *mijitin punggung*

Lanjutkan perjalanan, Bismillah...
~Aez~
Next Part...
Read more...
separador

Holiday #4 Part 5 (Memakna)



Sungguh Nabi-Mu pernah mengingatkan kami ya Allah, “Barang siapa mencari keridhaan Allah dengan kemurkaan manusia, Allah melindunginya dari kesulitan manusia. Dan barang siapa mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah, Dia menyerahkannya kepada manusia.” (Tirmidzi dan Ibnu Asakir)

Hadits diatas mengajarkan kita untuk mendahulukan ridho Allah daripada ridho manusia. Apa-apa yang tampak mendatangkan kebaikan atau kemanfaatan bagi kita, boleh jadi didalamnya ada keburukan yang sangat besar yang akan mencapai bentuknya yang nyata setelah berjalannya waktu dan bertukarnya masa. Apa yang tampak sebagai kelapangan, tak jarang sesungguhnya merupakan jalan yang menjatuhkan kita kepada kesusahan, penderitaan, dan air mata yang tak pernah berhenti mengalir.
                                            
Terkadang kita sungguh-sungguh sudah tidak berdaya. Tetapi, boleh jadi Allah ‘Azza wa jalla masih memercayakan kekuatan dan kemampuan kepada kita, hanya saja kita merasa lemah. Menganggap diri kita tidak berdaya melebihi keadaan sesungguhnya. Karena, sungguh tidaklah Allah ta’ala membebankan kepada kita, kecuali dalam batas yang kita sanggup mengatasinya. Tidaklah datang persoalan, kecuali kita memiliki kapasitas dan kekuatan untuk menyelesaikannya dengan baik, kecualai apabila persoalan itu merupakan azab dari Allah. Tak ada yang dapat meredakannya. Tidak diri kita, tidak pula orang lain selagi kita enggan untuk berlari kepada-Nya.

Adakalanya, kesulitan itu datang karena kita mendahulukan manusia daripada ridha Allah, melainkan karena kita lebih mendekatkan ego sehingga membuat kita justru hampir-hampir kehilangan harga diri. Tak ada yang dapat membahagiakan karena setiap gelak canda ada air mata yang harus kita bayar. Kita mendahulukan egoisme kita sendiri, sehingga kehilangan pikiran yang bersih, hati yang jernih, dada yang lapang dan jiwa yang ikhlas. –Ust Fauzil-

~Aez~
Next Part
Read more...
separador

Holiday #4 Part 4 (Memahami)

"Semoga Pemilikku memampukan aku untuk menemukan keindahan dalam kesederhanaan, dan kebahagiaan dari hal-hal yang biasa."


‘Pendaki sejati’ yang mendambakan kemenangan hakiki, melintasi batas-batas dan kebiasaan yang mengungkung, mendobrak kebekuan dan mengeksekusi ide menjadi kenyataan. Bagaimana menjadi matang, tenang, dan menang dalam hidup. Dengan berfikir positif, bertindak kreatif dan menjadi pribadi solutif. Dengan rasa senang, sepenuh ridho, betul-betul rela, semua akan berjalan dengan ringan, mudah, bergairah, bersemangat tanpa dipaksa-paksa. –Pak Solihin

Ridhakan diri pada Allah Rabbul Izzati. Ridha dengan apapun pemberian Allah, ridha dengan bakatnya dan kemampuannya masing-masing, lalu fokus saja pada kelebihan bukan terus menerus menyesali kekurangan. –Renungan-
*** 


Ini adalah cerita Abdullah bin Suwaid al-Manqary tentang Qais bin Ashim didetik terakhir kehidupannya. Qais memanggil ketigapuluh anaknya yang kesemuanya lelaki dan berwasiat.

Qais meminta tabung penyimpan anak panah dan memanggil anaknya yang paling besar, lalu ia berkata “Keluarkanlah satu anak panah dari tabung ini”

Maka anaknya mengeluarkan satu batang anak panah . kemudian Qais berkata, “Patahkan!”

Anaknya pun mematahkan anak panah itu, lalu Qais berkata, “keluarkan dua batang anak panah!”

Anaknya mengeluarkan dua batang anak panah . Qais berkata, “Patahkan keduanya!”

Anaknya mematahkan Kemudian Qais berkata, “keluarkanlah tiga batang anak panah!”

Anaknya mengeluarkan tiga batang anak panah . Qais berkata, “Ikatlah tiga batang anak panah ini dengan tali!”

Maka anaknya mengikat anak panah tersebut. Lalu Qais berkata, “Patahkan!” tetapi anaknya tak mampu mematahkan. Maka Qaispun berkata, “wahai anakku, beginilah kalian apabila bersatu padu. Begitu pula kalian jika bercerai berai.”

Kisah menjelang kematian Qais saya cukupkan sampai disini. Ada yang perlu kita ambil dari kisah tersebut. Seperti anak panah itu, pada dasarnya kita lemah namun menjadi kuat bila bersatu. Sehingga meskipun tak ada yang kita miliki kita dapat menegakkan kepala dengan berwibawa.

Sebaliknya, andaikan seluruh kekuatan dan kelebihan diberikan kepada kita, tetapi hati kita saling berselisih, maka seluruh kekuatan itu tidak ada artinya apa-apa. Kekuatan yang begitu besar tenggelam begitu saja. Mengertikah kamu Vi?

Mengertikah.....

~Aez~
Next Part...
Read more...
separador
Diberdayakan oleh Blogger.

Salam ^__^

Foto saya
Jogjakarta Hadiningrat, Indonesia
Terkadang tulisan seperti diam, adalah pilihan terbaik disaat hati dan lidah lelah untuk berkata.. Welcome In My Abstract Mind... ^^

Categories

Followers