:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10: :11: :12: :13: :14:

Welcome In my blog

"Kata-kata bisa mengobati atau melukai, memberikan harapan atau merampasnya"

Aez Quote

Not trial and error but trial and learn

Total Tayangan Halaman

Lokinfo

Translate

Tag Cloud

Entry Populer

Selasa, 23 Desember 2014

Unlimited Love

Membaca seperti ini tak kan ada rasanya jika dibaca sambil lalu. Duduk yang baik, Tenangkan diri, tarik nafas, tahan…tahannn… lepaskan… #Puuuuttttt.
Selamat pencernaan anda lancar !!!
***

Saya menyebut coretan kali ini surat. Surat untuk Ibu saya tepatnya. Hal mainstream yang juga dilakukan sebagian orang diseluruh dunia. Tapi saya tak berniat membacakan isinya saat menelepon nanti, apalagi pergi ke kantor pos untuk kemudian meminta mengirimkannya ke pulau kecil kami. Tidak.

Surat ini tak dibuat untuk memberi tahu pada Ibu saya apa yang sedang saya rasakan. Besar kemungkinan dia sudah tau apa yang selama ini saya pendam.  Surat ini ditulis demi menguras isi kepala saya sendiri. Demi mengurangi rindu yang ada didada ini. Surat ini hanya sebagai tanda, kalau saya punya Ibu yang luar biasa. Mungkin biasa saja bagi yang lainnya. Tapi Ibu saya adalah orang yang tak kan tergantikan dengan apapun juga.


***

“Bila ada satu hal yang tak bisa kuungkapkan, mungkin itulah perasaan
-Aez--


Untuk Mama’ yang mestinya lupa kalau hari ini adalah hari Ibu…

Assalamualaikum Ma’…
Kemarin anakmu jadi juru sortir tak resmi disalah satu lomba ‘surat untuk Ibu’. Bagus-bagus isinya, bikin merinding dan mengharukan dibuatnya. Kebanyakan dari mereka mengawali surat dengan bertanya ‘Apa kabar’? ah terlalu retoris kalau akupun mengikut seperti itu, karena bukankah barusan Mama menelepon lalu bercerita sedang membuat pesanan, itu artinya kau sedang sehat-sehat saja. Iya kan?.

Taukah Ma, aku selalu berusaha jadi anak baik dan menjalani hidup seperti yang Tuhan suruh, biar Allah cinta sama aku dan Mama yang sudah melahirkanku. Lalu menukarnya dengan nikmat sehat yang tak habis-habis untuk Mama juga orang-orang yang Mama sayangi. Karena apalagi yang bisa membuatku tidur nyenyak malam ini selain mengetahui bahwa Mama baik-baik saja disana.

Tadi waktu mengecek  path isinya didominasi tentang Ibu, kebanyakan foto-foto mesra Ibu dan anak disaat momen bahagia mereka. Nyengir-nyengir basah Vivi lihatnya Ma. Jangan Tanya kenapa aku tak melakukan hal yang sama. Mama paling tahu tentang hal ini. Tapi tenang Ma, nanti kita balas mereka waktu Mama pulang saat wisuda. Kita selfie banyak-banyak dan aplot suka-suka. Plus tambahan caption ‘Rapel untuk satu, dua tiga, … enam tahun hari Ibu. *Rapel? Dipikir gaji*, yaa… namanya juga suka-suka. Iya kan Ma,? Hahaa



Mama,
Ingin sekali aku berterimaksih pada Kakek Martin Cooper yang sudah dengan cerdasnya menemukan benda bernama telepon genggam. Karena itu satu-satunya benda dimana aku masih bisa mendengar omelanmu atau kemudian kita dapat berbicara lama meski tanpa tema.

Benda yang mana darinya aku paham betapa sebenarnya kau selalu mengkhawatirkanku. Aku hanya bisa membantu dengan secepat mungkin mengangkat setiap namamu yang berkedip-kedip dilayar hapeku. Menepikan motor bila sedang diperjalanan. Menghentikan suapan bila sedang makan. Karena aku tau bagaimana cemasnya dirimu bila panggilan itu tak segera mendapat jawaban.

Makanya aku kadang tak habis fikir dengan mereka yang sering malas mengangkat telepon dari Mama mereka. Atau mengeluh karena dianggap masih seperti anak kecil yang selalu dipantau keadaannya. Padahal jika tau, masih banyak anak lain yang bersedia menggantikan posisi itu. Diomel tiap saat, bertemu tiap hari, disuruh-suruh tiap waktu. Ahh… bahagianya…


Aku paham Ma, bahkan sampai saat inipun dimatamu aku masih tetap anak kecilmu yang suka teledor ini itu kan. Terbukti pertanyaan sudah makan? sudah sholat? Atau tadi pagi sahur nggak? Menjadi mantra rutin yang selalu kau rapalkan setiap kita memulai pembicaraan. Semua selalu kutanggapi dengan tertawa terutama pertanyaan terakhir. Karena aku tau benar seberapa sakti omelanmu jika aku berkata ‘enggak’.

Tapi tenanglah Ma, aku sudah bisa menjaga diri. Bukankah Mama sendiri yang menasehatkan kalau aku harus bisa merawat diri sendiri saat jauh dari Mama. Nah, kini aku sudah terbiasa bangun subuh setiap hari. Mungkin memang tak untuk makan sahur seperti yang kau tanyakan.

Biasanya ada Mama yang cerewet dan begitu berisik memaksa untuk bangun dari tidurku yang katamu selalu seperti orang kena sirep. Susah bukan main. Tapi anehnya dengan jauh darimu justru sering aku tersentak bangun dengan sendirinya. Aku merasa seperti ada tangan halus yang mengelus pipi atau menggosok punggungku yang memaksa untuk terjaga. Padahal saat kubuka mata, yang ada hanya aku sendiri bersama subuh yang dingin. Ada yang hilang dari subuhku Ma. Sesak rasanya. Aku hanya bisa meredam dengan sujud-sujud panjang semoga Mama selalu disayang Allah disana.



Mama,
Vivi sekarang punya adik banyak sekali diasrama. Mereka semua luar biasa. Sebenarnya aku agak sedikit gengsi untuk mengenalkan mereka pada Mama suatu hari nanti. Takutnya Mama iseng jadi pingin ganti anak yang seperti mereka.  Haha… Aku tau itu hal paling konyol yang mungkin hanya ada dikepalaku. Tapi Ma, aku jujur untuk hal ini. Aku tak tau, mungkin karena aku ini pecemburu. Untuk itulah kenapa aku punya seleksi yang ketat untuk siapa saja yang boleh mengambil bagian dihatiku. Biarlah aku terkesan seperti es yang selalu beku. Aku Cuma tak ingin hati yang sebenarnya rapuh ini retak untuk hal yang tak perlu.

Oh iya Ma, adik-adik tadi sering sekali bercerita ini itu. Salah satunya bagaimana rindu mereka dengan Ibunya yang juga nun jauh disana. Dari rengekan mereka Vivi tau mereka tak main-main. Mana ada rindu yang main-main bila sudah dibarengi air mata. Setiap mereka menceritakan rindu itu aku sering kasihan dengan mereka Ma. Sudah berminggu bahkan berbulan-bulan mereka tak jumpa dengan ibu mereka. Mereka harus sabar menunggu libur lebaran atau waktu senggang yang sangat sedikit dari padatnya jadwal asrama. Vivi paham dengan semua rindu itu. Meski mereka terkadang menyangsikan dengan kalimat: Kalau Mbak Vivi enak, kalau ada apa-apa tinggal pulang. Kan rumahnya dekat. Ah Ma, kalau sudah di skak seperti itu aku bisa apa. Hahaha…



Tapi Ma, aku jadi belajar. Bahwa sebenarnya rindu yang meraksasa terkadang tak bersuara. Cinta yang murni  terkadang ada pada lembah yang sunyi. Mama mengajariku satu hal. Bila cinta berarti harus selalu bersama, harus selalu saling sapa atau penuh canda bagaimana menjelaskan tentang Akar dan daun yang tak pernah bertemu namun menghidupi atau matahari dan bumi yang tak mendekat untuk tak saling menyakiti?

Jarak berkuasa bukan untuk disalahkan apalagi dikasihani. Mereka hanya ingin ada jeda, supaya mereka punya makna. Adapun rasa bukan untuk diterka, jadi biarlah ia tetap indah sebagai sesuatu yang tak disangka. Suka tidak suka. Aku percaya bahwa jarak dicipta agar rindu tetap hidup dan tak pernah redup. Aku hanya perlu belajar untuk lebih sering mengucap namamu dalam doa. Benar begitu kan Ma?


Ma,
Hari ini adalah dimana orang memberikan kado spesialnya. Namun apalah, aku tak punya cukup uang untuk itu. Bahkan adapun untuk menyerahkannya aku ragu apakah mampu. Jangankan itu, memberikanmu kado ucapan selamat hari ibupun aku malu. Iya parah memang. Entahlah Ma, anakmu ini sedikit bermasalah dalam mengekspresikan cinta. Untunglah Tuhan mencipta aksara, satu-satunya tempat dimana cintaku bisa bersuara. Karena hanya dengan aksara aku bebas jatuh cinta tanpa interupsi. Maka tak heran dalam surat ini aku bisa berkisah sampai berlembar-lembar namun saat bercerita langsung denganmu aku hanya lebih banyak mendengar.


Ada yang Lucu saat Mama menelepon dan begitu cerewet menceritakan banyak hal. Sesekali memancing dengan berkisah si A yang sudah punya pacar atau si B yang sudah sering diantar si C. Kenapa Ma? Apa sebenarnya yang mau Mama tau? Mama takut anak nakalmu ini seperti itu atau Mama mau aku mengeluarkan satu cerita yang selama ini belum pernah aku singgung sedikitpun. Maaf Ma, untuk ini aku tak punya radar untuk membaca sandi yang kau kirim. Jadi yaa… :D

Entahlah Ma, aku hanya merasa baru Mama yang ikhlas mengakui kalau aku ini cantik tanpa peduli hitam putih, gemuk kurus fisik dari anakmu ini.  Mungkin benar memang, bukan cantik yang menjadikan cinta, tapi cinta yang membuatnya cantik. Dan rasa-rasanya belum ada yang mencintaiku sesabar Mama. Atau mungkin lebih tepatnya belum berani mengikrarkan dirinya bila ia sependapat dengan Mama. Pede sekali aku ini ya.. Hehe…



Enggaklah Ma, aku cukup tau diri untuk masalah ini. Karena dari segi apapun tak ada yang bisa kubanggakan seperti gadis-gadis lain. Aku bahkan tak berani walau sekedar membayangkan seperti apa calon anak laki-laki Mama nanti. Aku hanya berusaha memperbaiki diri sebaik yang aku bisa. Sisanya biar Allah yang menentukan yang terbaik dengan segala kejutannya. Yang jelas, dia InsyaAllah anak sholih yang juga sayang sama Mama.



Ma,
Tadi waktu Ai baca surat ini katanya suratku seperti anak kecil. Manja sekali. Mm…. surat ini memang kubuat dengan bahasa yang sejujurnya. Tanpa memperdulikan diksi, rima bahkan nada. Entahlah. Rasa-rasanya semua kedewasaan yang kupelajari selama ini hilang bila berhadapan denganmu, Ma. Menjadi seperti anak kecil dengan rengekan yang tak ada habisnya. Aku juga heran kenapa aku selalu begini dengan orang yang aku nyaman bila ada didekatnya. Semoga tak keceplosan dengan orang selain Mama ya.



Mama,
Terimakasih sudah memutuskan untuk memilikiku. Terimaksih sudah memperkenalkanku pada dunia. Terimakasih sudah mengajarkanku apa arti perjuangan.

Maafkan anakmu ini, yang selalu membuatmu was-was, yang selalu rusuh. Yang belum bisa seperti yang kau mau… ah..

Aku hanya bisa berharap untuk terus bisa memberikan yang lebih baik untukmu. Secerewet apapun dirimu, Mama tetap wanita nomor satu bagiku.

Aku tak bisa memilih siapa yang menjadi ibuku. Mamapun tak tahu anak seperti apa yang lahir dari Rahim Mama. Tuhan yang mempertemukan kita.

Dan aku bersyukur ditakdirkan jadi anak Mama. Tersenyumlah Ma…


Walau tak bertemu berbilang waktu
Aku tetap penggemar beratmu nomor satu,
Anakmu…
Read more...
separador

Selasa, 18 November 2014

Buncah

Surga dunia adalah duduk sendiri ditemani hujan. Pada malam hari meski tanpa bintang, tanpa bulan apalagi kunang yang nyata-nyata takkan ada karena telah mempersilahkan hujan. Setelah menanggalkan tas dan segala beban yang ada didalamnya. Setelah seharian berjuang demi angka tiga koma. Menyeduh minuman hangat walau kadang tak untuk diminum. Hanya sebagai alasan untuk tetap terjaga. Menunggu dingin sebagai teman bercerita.

Hey, pernahkah kau mendengar kisah tentang orang yang terjebak dengan perasaannya sendiri? Ada buncahan suka disana yang nanti secara teratur dan tiba-tiba akan disadari bahwa itu semua akan menenggelamkan mereka dalam kesemuan. Merasakan apa-apa yang tak pernah ada. Atau ada, tapi tak sebesar yang disangka. Lantas malu pada dirinya sendiri, perasaan yang tak tau apa-apa itu dibunuh, mati lalu dikubur. Tapi, tahukah kamu, bahkan semua reaksi sederhana itu tak semudah saat dituliskan.

Bagi mereka yang sedang terjebak dengan perasaannya, bertemu, tak sengaja bersitatap sepersekian detik bisa menjadi sumber lahirnya tafsiran-tafsiran yang sering membuat buncah. Sebuah pemberian, serangkai SMS sudah cukup mencipta selengkung senyum dengan sejuta alasan yang ada dibaliknya. Padahal, mungkin, semua alasan itu hanya ada dalam kepalanya. Utopis.

Kasihan memang mereka yang sedang terjebak dalam rasa yang dibuat oleh dirinya itu. Jika suatu hari Tuhan mengujiku dengan hal seperti ini maka pilihanku adalah membuat perasaan itu mati. Tak peduli bilapun sebenarnya ia nyata. Rasa itu sebenarnya memang ada, baik dikepalaku atau pada dirinya.

Ah, tapi buat apa aku bercerita ini. Menghabiskan waktuku pada malam dengan hujan yang tak selalu bisa kunikmati sendiri.Hanya saja, perasaan yang amat kubenci itu, katanya bisa saja mampir pada siapa saja, termasuk aku.
Dan katanya juga, sekuat apapun mengelak aku takkan mampu.

Merinding


***

_Aez--

Posko SL-26
Read more...
separador

Tuhan dan Daftar Isi

Tak perlulah kutulis sebuah sajak sebagai penanda dramatis bahwa hidup ini sebenarnya adalah semau-mau Tuhan. Tak perlulah ada puisi, atau elegi yang mendayu-dayu sebagai prasasti yang kelak akan kita tangisi : bahwa dulu kita pernah menyalahkan Tuhan atas kesemau-mauanNya.

Kehidupan seseorang seperti buku yang dicipta oleh Tuhan. Tepatnya buku tanpa daftar isi. Bukan karena Tuhan melakukan kesalahan, tetapi karena Dia memiliki aturan main untuk kita, para tokoh utama pada setiap kisahnya. Aturan main itu –salah satunya- bernama pilihan. Sebuah keputusan yang boleh diambil, tidak pun silahkan.

Tanpa daftar isi itu kita dibiarkan meniti lembar demi lembar. Tanpa tahu potongan hidup seperti apa lagi yang menanti kita didepan. Kita tak bisa melompat pada judul yang kita suka dan meninggalkan yang –katanya- membuat sesak dada. Tuhan itu adil, mana mungkin ia membiarkan kita berbuat curang sedemikian. Karena dalam setiap potongan judul telah Tuhan sediakan cecap rasa yang akan kita mengerti  maksudnya mesti entah kapan.

Membiarkan kita tersaruk-saruk meniti lembar demi lembar penuh air mata atau membebaskan kita berlari dalam kenikmatan yang sering didustakan. Orang bijak mengatakan itu yang disebut menjalani kehidupan. Nikmati setiap langkah dan helaan nafas, pasti ada maksud dari semua yang ia gariskan. Sebab tampaknya Tuhan juga mencipta magis : menciptakan tautan-tautan premis yang tak logis.


Hidup ini memang semau-mau Tuhan, kawan. Tapi percayalah, ia pasti bertanggung jawab atas apa yang Ia lakukan. Asal kau mau mengikuti aturan mainNya maka Ia pun akan menyediakan ending yang jauh lebih indah dari yang kita sangka. Jangan lagi kau risaukan mengenai daftar isi yang tak ada, justru itulah bukti kasih sayang Tuhan pada kita, umatnya yang selalu senang dengan istilah kejutan.

***

_Aez--
Posko SL-26
Read more...
separador

Kali-Pertama



Selalu ada yang menarik saat kali-pertama.
. . .


Aku tak tau jika harus sejauh ini untuk menemukannya. Tersudut dari hingar bingar kerlip lampu kota. Ditempat yang butuh menahan nafas saat menaiki kelokannya. Diantara orang yang tak pernah bermimpi bahkan sekedar untuk bersapa. Dalam rangka tugas mengumpulkan butir demi butir SKS- pula. Parah.

Benar, tak selamanya yang dekat menyadarkan. Justru jarak adalah warna yang tepat untuk melukis rasa. Meski aku tetap tak mengerti bentuk apa yang sebenarnya ingin kugambar. Kotak-kah, bulat-kah?

Benar, tak selalu yang ramai itu menyadarkan. Justru sebentuk sunyi adalah teman yang tepat untuk mendengar. Setiap gelisik bahkan desah yang tertahan. Meski, aku tetap tak fasih dalam menerka. Bahagiakah ia, menangiskah ia?

Aku tak sedang jatuh cinta, juga bukan dalam kondisi patah hati. Jadi tak perlu cemburu atau khawatir yang tak perlu. Aku hanya baru berkenalan, dengan sebentuk harmoni, bernama  metafora.
Sedekat ini,
Untuk kali pertama


***
_Aez—
Posko SL-26
Read more...
separador

Selasa, 04 November 2014

Ombak Emosi

Blog ini berdebu sekali. *cari kemoceng*
Ngintip draf blog isinya gajelas semua. Hanya berupa potongan yang terlalu absurd bila diposting satu persatu. Jadi, meskipun tanpa korelasi, biarlah mereka bersatu di sini. Dan biarkan para hati memainkan harmoninya sendiri. #tsaahh…

***

Bunga mekar dan gugur. Bintang berpendar dan nantinya hancur. Bumi, mentari, bimasakti, bahkan semesta ini, akan tiba hari kala mereka akan mati. Hidup seorang manusia, jika dibanding semua itu tak lebih dari satu kedipan mata.

Dalam kefanaan ini, insan lahir, tertawa, menitikkan air mata, berjuang, terluka, merasa bahagia, menyesak duka, membenci, mencinta. Kesemuanya sungguh singkat. ‘Dan akhirnya, dia jatuh dalam tidur panjang dan dalam yang disebut wafat. Dan kematian bukanlah suatu kesimpulan. Ia hanya sebuah perpindahan. Pintu memasuki hidup diatas hidup. (Shaka, Arayashiki)

--^..^--

Apa susahnya tersenyum? Padahal gerakan dua senti itu bisa merubah banyak hal. Tak perlu pedulikan respon atau tanggapan hasil dari senyum tadi. Yang penting senyum saja…. Tentu.., dengan waktu dan kondisi yang tepat tentu saja. :D

Senyum itu seperti virus. Menular. Seperti bunga pada sebuah pohon. Cantik.  Seperti Es krim untuk hati yang galau. Menenangkan. Pokoknya…engg.. sudahlah… senyum saja.



--^..^--

Menurut penelitian yang belum pernah diteliti wanita bukanlah seseorang yang mudah melupakan seseorang. Mereka hanya pintar dalam membohongi perasaan mereka sendiri.

Kemudian muter lagunya BCL, Cinta Pertama Sunny. Berharap bisa mewek maksimal di bagian “Kau tak sempat tanyakan aku, cintakah aku padamuu…”
Tapi….
*tepokjidat, teringat play list isinya Abu Usamah semua. #gagalgalau

-‘kelakuan seorang teman :D’-

--^..^--

Setiap nikmat yang diberikan Tuhan pada makhluk, dungulah bila iri yang hadir sebagai reaksi. Seperti apapun yang Tuhan gariskan untuk kehidupan, semenyakitkan apapun hal itu, segala kecewa dan luka akan meniada saat kita menginsyafi bahwa, Allah yang maha mengatur. Tak pernah keliru, tak pernah aniaya.

Selama ini aku percaya, rezekiku tak kan diambil orang, amalanku takkan dikerjakan orang. Mengingat semua itu hati menjadi jauh lebih lega. Cukup lakukan yang semestinya dan tunjukkan akhlak terbaik, jangan permalukan Tuhan yang telah memuliakanmu dengan islam.

--^..^--

Jika jodoh adalah bagian dari rizki, boleh jadi berlaku pula kaidah yang sama. Sosok itu telah tertulis namanya. Tidak tertukar dan tak mungkin salah tanggal. Tetapi rasa kebersamaan, akan ditentukan oleh bagaimana adab dalam mengambilnya. Bagi mereka yang menjaga kesucian, barakah Allah terjanjikan. Bagi mereka yang mencemarinya dengan hal-hal yang mendekati zina, ada kenikmatan yang hilang meski taubat Allah selalu bukakan. Karena, jelas sangat berbeda, yang diulurkan penuh keridhaan atau yang dilempar penuh kemurkaan. Meskipun dapatnya, ya itu juga.

Menjaga kesucian, bolehlah setiap orang memiliki caranya masing-masing. Tapi bagi saya yang kolot nan kurang berilmu, dengan serendah-rendahnya memahami tingkat ‘kekuatan’ hati, terkadang memang harus melakukan hal ekstrim untuk mensukseskan itu semua. Dia lebih tau tentang apa yang kita lakukan dan usahakan. Tak perlulah menurut orang yang harus begini dan begitu. Kalau memang jodoh, ya jodoh saja. Kalau tak jodoh, ya sudah. Allah lebih tahu, simple begitu, Iya kan?



--^..^--

“Saat kamu memberikanku minum, tak salah kan bila minum itu kuberikan untuk orang lain? Toh sudah punyaku. Karena menurutku minuman itu lebih cocok untuknya. Terlalu istimewa buatku. Bahkan sekedar untuk ditawari. Lagian aku juga sedang berpuasa. Harus menunggu bedug untuk menikmatinya. Itu kan memakan waktu. Jadi, bukan berarti aku tak suka. Ah, pahamlah, jangan tersinggung, aku hanya seseorang yang memiliki sifat seperti itu.”

-Part Amigdala-

--^..^--

Kita mengaku beriman kepadaNya, yakin betul Dia akan memenuhi janjiNya. Kita menyatakan beriman kepada Allah yang maha pemurah, tapi kita amat bakhil kepada sesama. Bahkan hak orang lain pun tak kita keluarkan. Tipisnya keimanan. Disitulah masalahnya.

--^..^--

Aku cuma pingin Allah sayang,
Aku hanya ingin Allah Ridho,
Meskipun iman masih kocar-kacir,
Aku akan berusaha untuk itu semua
Pokoknya asal Allah cinta

-puisi ala anak SD-

--^..^--

Aku senang saat melihat adik-adikku tumbuh, berkembang dengan pemahaman yang baik. Semoga semua semakin solihah dan tidak seperti mbaknya ini. :’)

--^..^--

“Romantis adalah saat ketika kata tak perlu terucap, hanya mata saling tatap, dan kita tahu cinta menggelora bagai samudra. Namun tak sampai sedetik, menunduk adalah pilihan, teriring istighfar dengan hati malu mohon ampunan. Astagfirullah, jaga hati-hati itu Ya Robb….”

-Part Amigdala-


~Aez__
Nov 4, 2014

Read more...
separador

Rabu, 27 Agustus 2014

Tips Ngantri BBM

Hae Gaes...
Gimana hari ini? Apa kabar Mas-Mbak yang jaga SPBU? Sehat?
Eh, Bentar... udah ngantri BBM kan ya? Belom? Oh ya udah.... saya do’ain semoga segera dipertemukan moment itu diwaktu yang tepat. Ammiii~n...

Hari ini ditempat dinas tema guyonannya cuma ada satu. Ngantri BBM. Mulai dari guru-guru, staff, siswa sampai bapak baik yang suka bikinin minum juga topik obrolannya sama. Dan sekedar informasih nih ya gaes, sepanjang jalan asrama-tempat dinas, yang namanya SPBU udah kayak orang maen ular naga panjangnya bukan kepalang. Saya tadi pagi aja ikutan main. Gak kira-kira... dua jam boook. Niat hati udah berangkat mruput biar bisa dapat bensin, tapi entah kenapa sepertinya semua orang berfikiran sama. Mantap sudah, untuk pertama kalinya seumur hidup saya ngantri model begini. Hahh.... mama sayangeee


Nah, udahlah ya luammanya minta ampun, hati deg-degan karena saya udah JELAS PASTI telat ngantor pagi ini. Tapi ya teteeep, gak rela kalau kudu keluar barisan. Udah ngantri dari subuh masak mau kabur begitu aja.. hoho Nehiii... thats not my style. Pokoknya kudu dapat. #ngelapingus.

Tapi taukah anda saudaraku yang budiman, ketika saya sampai didepan Mas-mas pertamina, dia bilang sama saya kalau bensinnya habisss. HABISSSS sodarah...sodaraah... bayangpunnn bayangpunnn...
Akhirnya dengan hati yang tetep sebagaimana adanya saya ngesot ke pertamax. Aduh Mamaaa.... itu uang makan saya buat dua hari langsung ludes. Mana saat itu yang beroperasi tinggal satu selang, dan itu buat empat antrian. NAHH... T..T

Tapi karena hari ini saya lagi sedikit bergembira, Pertama karena Bos saya ndak marah seperti yang bakal saya kira meskipun telat pake banget dan yang kedua saya udah merampungkan tugas dari guru pamong meski belum sempuran, yang ketiga memakai cincin, yang kecil jari kelingking, syalala...lala...lala..lala #hop
Jadi bagi yang belum ngrasain, nih saya bagi beberapa tips bagi kalian yang mau masuk sebagai peserta antrian walau nanti tips-tips itu masih dipertanyakan keabsahannya.

ok, cekidot....

Perhatikan WAKTU
-Kalau subuh, biasanya kalau gak belum buka ya ‘mobil bensinnya masih dijalan’
-Kalau pagi, besar kemungkinan berefek telat bagi yang mau dinas
-Kalau agak siang biasanya si eMas pombensin bilang “Maaf Mbak, bensinnya habis, tinggal pertamax”
-Kalau siang, panassss. Inget anak cucu dirumah, kasian ngliat dirimu makin itam tar, syukur-syukur ndak pingsan.
-Kalau Sore antriannya gak kuat. Panjangnyaaaaaaaaaaa.... #serius
-Kalau malam untung-untungan. Soalnya si Mas Pombensin bisa tetiba bilang, “Maaf udah habis” gak peduli kita udah ngos-ngosan dorong-dorong motor dari tah kapan. Lalu dia sibuk nempelin kertas atau nenteng-nenteng plank info yang mastiin kalau si BBM emang udah kosong

Jadi???
Yaaahh... all is your choice #PLAK

Bawa Snack
Yang banyak kalau perlu, sekalian SKSD sama bapak-ibu depan belakang yang juga lagi ngantri. Siapa tau di pek mantu. ^^

Ups,, Gak diiinggg... pada tipe setia kan yaa.. :D. Tapi memang bawa snack alternatif yang baik kok bagi yang ndak puasa dan jaga-jaga buat yang mau berbuka. Inget disana itu bakal lammaa.

Gak Perlu Dandan
Iya... segala mek ap dikresekin aja. Dijamin kalian bisa dandan apa aja dan mau gaya gimana juga. Tinggal melotot depan spion, beresss... paling juga Cuma dikira mau ngamen. Hehe... ini bener Mbak Mas, kalau pagi daripada rempong lama gak berangkat-berangat dan antrian dijamin makin panjang, lebih baik begitu aja. Efektifitas waktu mbabroohh J


Bawa Al-Qur’an
Bagi yang ikut ODOJ lebih waktu kalau Cuma mau nyelesein. Efektif juga kalau ada yang mau hafalan. ^^. Itung-itung betebete berpahala.

Pastikan Batre Smartpon, Bebe, Android, Tab anda Terisi full
Kalau perlu laptop juga ndak masalah yang mau gak mainstrim. Hoho... apa yang bisa dilakukan? SELFIEE donggg... apalagi...
Nih saya juga punya hasil tadii, bentar tak cari dulu fotonya.

(“Laann... foto tadi dimanaa Lann???”)
#plak..

Kita bisa apdet info, mengabadikan moment detik-detik penerimaan bensin yang sakral itu. Kalau mau lebih intelek ya baca-baca artikel, belajar juga bisa, atau mentok  bergulat di sosmed. Dan yang hapenya canggih kaya saya juga jangan berkecil hati. Cukup cari seseorang yang bisa buat di bully, beres. Pastikan yang anda Bully makhluk yang cepet bales SMS yaa. Wo iya, tadi makasih yang udah gak marah atas kegejean saya. I’m really bored soalnya. L

Kalau ada pesan-pesan terakhir segera tuanaikan.
Iya loh, tadi aja untung Bos saya lagi baik moodnya.
“Eh Dan, tadi liat saya gak?”
“Iyaa... liatt..liatt...ngantri bensin kan”
*Fyuuhhh... selamattt ^^*
***
“BESOK LAGI KABAR-KABAR” *suara yang tidakterdeteksi pemiliknya*
*ngacir*

Yoo.... yang berangkat pagi, yang ngrasa punya bos, yang ndak boleh telat, yang punya seseorang yang menanti dirumah. Alangkah baiknya kalau memang diperlukan, izinlah terlebih dahulu. Itu menenangkan. ^^

Makin sunyi makin baik
Meskipun Allah melarang kita bersunyi-sunyi (berdua) tapi untuk kasus kali ini ndak papa gaes. Mesti kalian udah ngerti daerah jajahan kalaian toh? Tau dimana aja letak pom bensin dan sikon sekitaran. Nah saya sarankan cari yang agak besar atau yang jauh dari peradaban. Meskipun aslinya perbedaannya juga gak terlalu signifikan sih.
Jadi jangan nyari yang deket kampus, cari penyakit namanya. Kayak saya tadi, salah milih lapak. Dua jam lohh... dua jammm...
Tapi ya musti saya ingatkan, kalau POM kecil lebih besar kemungkinan udah habis. Jadi bijak-bijaklah dalam memilih. *ting

Bawa uang yang banyak
Iya, mau kalian ngantri tiap hari? Langsung full  aja. Soalnya kita gak tau kayak gini sampai kapan kan.

Bawa motor yang berlisensi
Maksud saya yang berlisensi gak boros. Iya loh, misal nih, motor saya diisi full bisa untuk 2-3 hari dinas. Beda sama punya wulan, alamaakkk.... habis terus sudah. Jadi bisa ngirit waktu, ngirit uang, ngirit...ngiritt...

Bawa Botol Minum
Bukan...bukan... bukan buat minum bensin. Tapi kalau emang bisa selain yang di motor kalian juga bawa buntelan didalam botol. Nah kan, lumayan. Sekali tepuk dua lalat mati. Inget loh, botol minum, bukan jeriken.

Jangan jadi Pembeli Intoleran
Iyalahh gaesss... kita itu sama-sama ngantri, sama-sama capek. Jangan bikin ulah plis.
Kebayangkan rasanya ngantri panjang-panjang penuh keringat, air mata dan darah tapi tetiba ada yang minta perlakuan ‘khusus’.
Berasa pingin nglempar pake knalpot tau gaa.... ^^
***

Sekian...
Jika tidak bermanfaat, abaikan!!!

Warning keras :
*Yang bilang ini lebay mesti belum ngrasain ngantri yang kayak ular-naga-panjangnya-bukan-kepalang, ye kan?*
Dan saya sadar banget kalau ini geje parah. Tapi yasudahlaahh, enjoyit...






Catatan seorang praktikan yang cinta sama bensin

Dikutip berdasar pengalaman pribadi

270814
Aez--
Read more...
separador

Senin, 25 Agustus 2014

Persepsi


Siapa yang senang menulis? Siapa yang senang berbicara?

Sebagian orang ada yang senang menyampaikan apa yang difikirkannya melalui pembicaraan. Dan memang ada yang berprofesi sebagai penyuluh atau penyampai suatu informasi melalui bahasa verbal. Tapi ada juga yang memilih menyampaikannya melalui sebuah tulisan. Mari kita lihat apa perbedaan yang indah antar dua kepribadian ini.

Pertama, pribadi yang senang menyampaikan sesuatu hal melalui bahasa verbal. Terlihat disini ia adalah invidu lugas yang lebih terbuka kepada orang lain. Lebih senang berbicara langsung ketimbang melalui surat. Dan lebih senang bertelepon ketimbang berkirim pesan singkat.

Percaya diri yang baik dan mumpuni jelas ada dalam karakter yang terbuka ini. Siap menyampaikan apa yang dilihat, fikir dan rasakan secara gamblang. Tidak lagi mengumpat dibalik rentetan surat elektronik atau pun pesan singkat dengan berbagai model.

Bagaimana dengan kepribadian ke dua, yang lebih senang menyampaikan apa yang dirasakannya melelaui sebuah tulisan? Bisa jadi ia adalah pribadi yang lebih tertutup dan bisa lebih lugas menyampaikan paparannya melalui rangkaian kalimat.

Bisa jadi karakter ini adalah yang senang dalam kesendirian. Artinya lebih nyaman jika menyendiri dan dalam keheningan. Tidak terlalu suka keramaian bahkan bisa asik dengan dunianya sendiri yaitu tulis menulis.

Apakah si penyuka tulis menulis ini adalah seorang yang pemalu? Ya bisa saja. Mungkin saja segala yang dirasakannya lebih bisa dimengerti orang lain jika disampaikan melalui sebuah tulisan. Grogi? Mati gaya jika berhadapan langsung dengan orang lain, terlebih orang yang baru dikenalnya? Mungkin saja

Apakah si pembicara merupakan seseorang yang ekstrovet? Dan si penulis adalah pribadi yang introvert? Belum tentu. Bisa saja mereka hanya menemukan keasyikannya sendiri di dunianya masing-masing. Yang satu senang bersosialisasi dengan ngobrol langsung dan yang satu senang bersosialisasi melalui tulisan.

Bagi yang senang berinteraksi langsung pasti dunia sangatlah terlalu indah jika hanya digambarkan melalui sebuah tulisan, mungkin tak bisa tergambarkan seluruhnya jika tak disampaikan secara verbal.

Lalu bagaimana sebuah dunia dimata yang senang menulis? Dunia itu indah, dan sesungguhnya menulis itu lebih dari sekedar berbicara. Ya, dua pendapat menarik yang tidak boleh disalahkan satu sama lain.
Yang pasti keduanya adalah pribadi yang sama-sama menarik dengan keunikannya masing-masing.
***

-Hasil Sharing Bunda Dewi-

Saya lebih suka yang kedua. Lagian saya terlalu gagap bila disuruh berbicara. Kalau harus bercerita atau ngobrol rasanya itu canggung, mati gaya, krik-krik, garing dan masih banyak lagi yang memaksa saya untuk memilih berhenti. Apalagi yang jam terbangnya belum terlalu banyak dalam berinteraksi dengan saya. Ah sudah, takut salah paham. Diam aja malah aman. :D

Tapi tahukah, dalam menulis atau apapun yang masih sekeluarga dengannya sebenarnya memiliki masalahnya sendiri. Contoh mudah adalah bahasa ‘tulisan’ SMS.

Dulu, saya inget banget. Balasan SMS dari saya satu kalimat itu udah bagus. Paling banter “ya”, “Enggak”, “bentar lagi”, “udah” dan yang semisalnya. Sampai suatu hari seseorang protes habis-habisan dengan gaya sms saya yang katanya begini dan begitu.

Setelahnya saya mulai belajar ‘memanjangkan’ setiap sms yang saya kirim. Berefek keterusan hingga saat ini. Karena pada dasarnya saya memang lebih bisa bicara lewat tulisan jadi sms saya memang cukup ‘gapyak’ disbanding aslinya. Meski pada beberapa kasus, ketika niatnya saya bercanda lewat media itu sering dianggap serius oleh penerima. Mungkin karena imej saya udah kaku apa ya. Tapi saya maklum pake banget kok kalau tentang ini. J

Yang jadi masalah adalah saat ada (lagi) seseorang yang mengkritik gaya sms saya yang sekarang. Katanya terlalu begini dan begitu. *hela nafas*
Inti dari tulisan ini, semoga saya bisa menerapkan semuanya dalam sikon yang tepat. Karena ternyata panjang ya salah, pendek ya ndak jauh beda. J

Ruang Penyimpanan
26082014
Aez--
Read more...
separador

Senin, 12 Mei 2014

Amigdala


Amigdala
Someone ever told me, and share it to the world,
“Dunia ini hanya diisi oleh dua hal saja.
Dan diantara keduanya terdapat perbedaan yang luar biasa.
Namun mereka tetap ditempatkan di satu dunia...
Tentu ada maksudnya...”

Aku, kamu, dia, kita, mereka, …
Seperti apapun perubahan kata ganti itu, bermakna jarak kesemuanya. Tuhan menciptakan, tentu ada maksudnya…

"You might've known that i was trying so hard to make your day. But all that comes out was always the bad things. I don't even know why. May be i just forgot to feel it, or may be it just so happen to be? So, please forgive me...." (Peregrin Willtrump)

Tuhan, jangan pernah buat aku lelah untuk semua renik dari kata ‘maaf’. Terutama dalam meminta…

-Amigdala In process-
Cooming soon, Insha Allah… ^^
~Aez~
Read more...
separador
Diberdayakan oleh Blogger.

Salam ^__^

Foto saya
Jogjakarta Hadiningrat, Indonesia
Terkadang tulisan seperti diam, adalah pilihan terbaik disaat hati dan lidah lelah untuk berkata.. Welcome In My Abstract Mind... ^^

Categories

Followers