:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10: :11: :12: :13: :14:

Welcome In my blog

"Kata-kata bisa mengobati atau melukai, memberikan harapan atau merampasnya"

Aez Quote

Not trial and error but trial and learn

Total Tayangan Halaman

Lokinfo

Translate

Tag Cloud

Entry Populer

Minggu, 15 Februari 2015

Cuma Pingin Cerita

Holaa evribadi...…
Disore yang dingin nan mendung ini paling muantep kalau makan mi instan, campur telur (kalau perlu dua biji), tambah tomat dikit, kubis dikit, sledri dikit, wortel dikit sama suwiran ayam dan bawang goreng, tapi yang ini gak boleh dikit, kudu banyak-banyak, hehe... Dimakan selagi hangat dengan tambahan kecap dan saus tomat (minus apapun yang berbau cabe tentu saja). Rasanya mesti.. beuhhh…
Bener gak? :D



Siapa yang gak kenal mi? makanan mahapraktis superheronya mahasiswa ditanggal tua. Makanan mirip cacing ini penyelamat perut saat makanan lain udah mulai jauh dijangkau harga dirinya sama dompet yang  entah kenapa mulai sering terkena marasmus kwashiorkor semenjak saya mahasiswa. Gendut sih, tapi isinya nota sama resi ATM semua. Paling ramah, fleksibel dan banyak rasa… pokoknya tipe ‘gue banget’ lah buat anak kuliahan. Jadi, dengan benda bernama mi instan ini kita memang rentan jatuh cinta. Soalnya pesonanya itu lohh, gak kuaaa~tt… :’D


Ngomongin mengenai mi ya gaes, saya aselinya penggila no satu. Saya udah jatuh cinta sama makhluk itu sejak dulu-dulu kala. Mau dimasak apa juga, lha wong kok dimasak, dikremes campur bumbu gitu aja saya doyan kok. Haha… tapi tetteep, buatan emak saya (kayak yang saya tulis diatas) yang paling ajib. Apalagi semenjak kuliah, dengan segenap sikon yang sering trek dung lalalaa harusnya makin cinta dong ya. Iya, seharusnya
Tapi… mungkin seantero asrama udah paham kalau saya yang pualing ‘gak deket’ sama benda ini. Sampe-sampe kalau kepergok lagi buat mi kata-kata semisal “Wess… Mbak Vi buat mi ee…”, “Eh tumben Mbak, tanggal tua yaa” bakal kedenger sampe mana-mana. Soalnya saya memang yang paling rewel kalau liat mereka pada buat mi instan. Langsung mirip mami-mami rempi yang nemuin anaknya lagi main di becekan padahal baru habis Mandi gitu lah.

Iyaa.., dengan berat hati saya harus mengingkari perasaan sendiri. Dengan banyak alasan saya kudu menjauh dari apa yang saya suka. Soalnya si e-mi ini, katanya, kurang baik buat kesehatan. Diluar dari kontroversi itu bener atau gak. Peduli amat. Yang pasti –bagi saya- sesuatu yang instan itu memang… engg kurang baik. Hehe… Cuma itu? Iya Cuma itu. Cuma gara-gara itu?  Iyaaa… Cuma gara-gara itu. Cuma gara-gara saya pernah dapat nasehat kalau seorang wanita itu seharusnya menjaga dirinya baik-baik, semuanya, tak terkecuali perut yang memang asset no wahid buat wanita. Jadi meski berat hati, saya memilih mundur teratur dari makanan penuh pesona itu. T..T

Kalau ada yang nyangka saya lebai, ndak papa. Its ok. Ini Cuma masalah pilihan kok.

Eungg…saya pernah mengamati sesuatu (halah) kalau yang membedakan antara anak kecil dan orang dewasa salah satu yang sederhana adalah jika anak kecil melakukan apa yang menyenangkan hatinya sedang orang dewasa melakukan apa yang bermanfaat bagi dirinya.

Contoh yang saya tiru dari salah satu suhu saya adalah ketika saya mau mendengarkan sesuatu dari play list saya. Dalam kondisi biasa, pas mood lagi baik-baik aja, terus saya milih muter lagu-lagu jaman saya muda, artinya saya hanya mau memuaskan keinginan saya saja, karena saya gak tau apa manfaatnya buat diri saya dari lagu-lagu itu. Ya kan suka aja, biar seneng gitu Vi. Bisa rilex. Iya, tadi kita udah bahas kan masalah ini? kalau cara berfikir anak-anak itu hanya menurut apa yang menyenangkan hatinya. That’s all.

Tetapi ketika yang saya putar kemudian adalah murottal –meski awalnya gak biasa- artinya otak saya udah mau mulai diajak mikir. Yah, meskipun masih ngesot-ngesot, yang penting ada usaha. Semoga Allah kuatkan dan  melembutkan hati saya dengan mendengar hal-hal baik itu.

Tapi ini maksudnya bukan ngelarang bersenang-senang lho yaaa..... ini gak 'sesempit' itu. ah saya yakin pada paham lah yaa... 


Nah, kasusnya sama aja kayak mi instan. Waktu saya pingin makan benda itu terus-terusan saya jadi suka mikir. Gimana besok kalau gegara mi yang punya marga ‘instan’ ini mempengaruhi sesuatu mesti duikiiit aja dari diri saya. Terus tar ngebikin si dede bayi nangis goak-goakan karena suatu hal yang kata dokter “ini karena ibunya dulu suka makan jangfut kaya mi instan”. Nahloh kan, saya gak bisa bayangkan gimana saya nyalahin diri saya saat itu, soalnya sebelumnya jelas-jelas saya udah tau kalau itu GAK sehat.

Eh..bentar, maafkan otak saya kalau mikirnya kejauhan ya, bawaan lair je, susah diilangkan. Jadi intinya saat ini saya benar-benar belajar, menguat-nguatkan hati lebih tepatnya untuk meminimalisir seminim-minimnya berdekatan dengan apapun yang kurang bermanfaat kecuali kepepet Itu.

Mungkin ada sebagian yang pingin teriak, Vivi sumpah, kamu lebai parah. Aku kenal si A, hobinya makan jangfut, tapi anaknya bullet-bulet, putih gemuk noh. Jadi gak usah segitunya lah…. Okee.. nyantai gaiss… kan udah dibilangin sama saya, ini cuma masalah pilihan kok. :D
ABAIKAN GAMBAR INI!

Seperti sebuah kebun yang dipelihara keadaannya. Dicukupi pupuknya, dihitung kadar airnya, dijauhkan dari pestisida berbahaya dan dijaga selalu dari para hama. Saat ditanami apa kemungkinan besar yang akan terjadi? Saya cuma mengajak berlogika sederhana, terlepas faktor X disana. Karena sekali lagi memang segala sesuatu Allah yang menentukan, toh kita manusia hanya berusaha. Cuma, bukankah Allah melihat siapa yang bersungguh-sungguh dan memberikan balasan dari apa yang telah diusahakannya?

Kalian para wanita, kelak akan Allah titipkan seorang bayi dari Rahim kalian, yang akan menjadi penerus, kebanggaan dan penyejuk mata. Tidakkah kalian menginginkan yang demikian? Ikhtiarkan dengan mempersiapkan kedatangannya semaksimal yang kalian bisa.
Sesuatu yang baik, lebih memungkinkan dihasilkan dari tempat yang baik, awal yang baik, asal yang baik, dan dengan cara yang baik pula.
–Kata seorang Ustadzah-


Just want give u the best, dear... :')

***

Sebenarnya tulisan njladrah diatas bukan poin dari apa yang ingin saya sampaikan. Saya Cuma mau bilang kalau hidup itu pilihan. Kenapa kemudian saya memilih mi? Mungkin karena itu satu hal sepele yang keputusannya tak perlu diambil sampai dengan cara istikharah. Sekaligus simbol seberapa serius kita berusaha untuk menjadi baik. Berawal dari yang sederhana untuk sesuatu yang luar biasa. Jika dari hal yang sederhana saja kita mau berfikir baik buruknya saya yakin untuk hal-hal yang lebih besar tak akan jadi soal.

Begitu banyak hal didunia ini yang kita merasa senang melakukannya meski kita tahu itu buruk untuk kita. Sebagai penanda bahwa kita memang masih jauh dari dewasa bukan?. Tapi syukurlah Tuhan mencipta ‘pilihan’. Penyelamat diri ditengah nafsu yang –katanya- sulit ditundukkan.

Selain itu, dari mi ini saya cuma mau mengajak berfikir, bahwa sebenarnya semua pilihan ada ditangan kita. Apakah kemudian kita memilih sholat tepat waktu atau mengulur-ulur waktu, memakai celana jins atau celana bahan, memakai baju ketat atau longgar, tersenyum atau cemberut, memilih tidur ba’da shubuh atau tidak, melirik ‘dia’ diam-diam atau menundukkan pandangan, mengeluh atau mengambil hikmah. Semua hanya masalah sederhana yang kita dibebaskan untuk memilihnya, dan kita mampu mengambil yang terbaik jika mau, meski dengan cara menjauh sesuka apapun kita dengan hal itu. Karena, katanya, orang dewasa itu lebih memilih yang bermanfaat bagi dirinya meski hanya sedikit saja. ^^

Terakhir, -katanya lagi-, semua itu hanya masalah Nak atau Tak Nak. Kalau Nak seribu Daya, kalau tak nah sejuta Dalih. kalau kita mau pasti banyak cara, tapi kalau tak mau biasanya banyak wacana. All is just your choice, gaes... (maapkan kalau nulisnya salah :D )
***

Tulisan ini sama sekali tak bermaksud menggurui, hanya ingin berbagi. Karena faktanya sayapun masih banyak melanggar dari apa yang saya tau itu baik, tapi yahh setidaknya saya ada usaha untuk memperbaikinya. Hehe…

Sambil dengerin murotal menjelang magribnya Masjid @UlilAlbabUii
Disore yang bikin kangen sama mi buatan emak dirumah

-Aez--
separador

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Salam ^__^

Foto saya
Jogjakarta Hadiningrat, Indonesia
Terkadang tulisan seperti diam, adalah pilihan terbaik disaat hati dan lidah lelah untuk berkata.. Welcome In My Abstract Mind... ^^

Categories

Followers