Selalu ada yang menarik saat kali-pertama.
. . .
Aku tak tau jika harus sejauh ini untuk
menemukannya. Tersudut dari hingar bingar kerlip lampu kota. Ditempat yang
butuh menahan nafas saat menaiki kelokannya. Diantara orang yang tak pernah
bermimpi bahkan sekedar untuk bersapa. Dalam rangka tugas –mengumpulkan butir demi butir
SKS- pula. Parah.
Benar, tak selamanya yang dekat menyadarkan.
Justru jarak adalah warna yang tepat untuk melukis rasa. Meski aku tetap tak
mengerti bentuk apa yang sebenarnya ingin kugambar. Kotak-kah, bulat-kah?
Benar, tak selalu yang ramai itu menyadarkan. Justru
sebentuk sunyi adalah teman yang tepat untuk mendengar. Setiap gelisik bahkan
desah yang tertahan. Meski, aku tetap tak fasih dalam menerka. Bahagiakah ia,
menangiskah ia?
Aku tak sedang jatuh cinta, juga bukan dalam
kondisi patah hati. Jadi tak perlu cemburu atau khawatir yang tak perlu. Aku
hanya baru berkenalan, dengan sebentuk harmoni, bernama metafora.
Sedekat ini,
Untuk kali
pertama…
***
_Aez—
Posko
SL-26
0 komentar:
Posting Komentar