:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10: :11: :12: :13: :14:

Welcome In my blog

"Kata-kata bisa mengobati atau melukai, memberikan harapan atau merampasnya"

Aez Quote

Not trial and error but trial and learn

Total Tayangan Halaman

Lokinfo

Translate

Tag Cloud

Entry Populer

Sabtu, 21 Februari 2015

Untuk Kalian Yang sudah Berhijab

Bismillah…
Sembari nunggu pakaian saya selesai direndam Do*ny, saya pingin nyampah dulu disini. Dengan harapan moga-moga ‘sampah’ ini bisa di daur ulang dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pemirsa sekalian. :)

&&&

Sebagai seorang ‘pemerhati fesyen jalanan’ (Sebentar, pekerjaan ini baru terbentuk dua detik yang lalu diotak saya. Jadi gak perlu nanya job desknya gimana karena saya udah pasti bingung buat ngarang jawabannya. hehe) saya udah gak kuat untuk tidak menuliskan ini. Jadi ampuni saya, untuk predikat ‘memaklumi’ kayaknya bakal hilang karena catatan ini.

Waktu merebak kasus jilboob dengan ciri khas kerudung super pendek and please see my boob saya gak ikut-ikutan ribet komentar sana sini, kalem aja dengan khusnudzon si embak memang belum paham makanya make kayak gitu.

Juga saat para ‘hijaber’ mulai ramai mosting tutorial cara make kerudung yang jujur dari hati yang terdalam sama sekali gak berminat buat ngikutin karena ribetnya gak ketulungan. Lah mikir bisa antri kamar mandi paling dulu dan bisa nyampe kampus tanpa lari-lari aja udah syukur kok. Lagian kata Pak Mario Teguh wanita yang tetap cantik dalam kesederhanaannya adalah wanita cantik yang sesungguhnya. :D #tsaahh.
Saat itu meski banyak pertanyaan untuk mbak-mbak ‘hijaber’ tersebut seenggaknya emosi saya masih bisa dikendalikan dengan harapan semoga setelah banyak yang tertarik make kerudung diiringi juga dengan  keinginan untuk semakin mempelajari tutorial make hijab yang baik dan benar. I^^

Tetapi untuk fenomena yang sebenarnya udah lama saya rasakan ini izinkan saya untuk sedikit ‘nggrundel’ ya sodara. Kenapa? Karena ini sebenarnya lebih mengena pada mbak-mbak yang udah paham pentingnya menutup aurat.

Saat ini kesadaran memakai hijab yang baik dan benar sepertinya sudah mulai disadari. Dengan banyaknya muncul pakaian muslimah longgar dan kerudung tsantik nan lebar menutup dada. Ditambah mbak-mbak artis juga mulai banyak yang mengikut demikian. Makin suka lihatnya. Jadi cantik-cantik mereka. :D

Namun, pemandangan yang ‘meneduhkan’ itu menjadi belingsatan kembali setelah diperhatikan baik-baik. Apa pasal? Hijab itu ternyata…*dengg… ternyata…*deng deng… ternyataaahh *deng deng deng dengggg…  ‘NYEPLAK’ pemirsa. T..T

Longgar sih udah. Tidak nrawang juga udah. Kerudung panjang banget udah. Tapi ya itu, nyeplak. nyeplak disini itu nempel dibadan kamsudnya jadi kita tetep bisa mengira-ngira si embak ini ‘ukurannya’ segini atau segini. T..T

Nah, inilah kenapa yang ngebikin saya ‘gak kuat’ untuk tidak menuliskan tentang itu. Karena saya berkhusnudzon Mbak-mbak yang tsantik nan soleha dengan pakaian seperti itu adalah mbak-mbak yang udah paham seharusnya make baju yang baik dan benar itu gimana. Hanya tidak disadari jika ada poin yang terlewat dari itu semua. TIDAK MEMBENTUK TUBUH.

Untuk kasus seperti ini saya cuma bisa bilang “Mbak, kalau mau beli pakaian tolong perhatikan bahannya, pliss… ini demi kebaikanmu juga Mbak, demi kebaikanmuu”. T..T

Karena saat ini yang lagi booming memang pakaian yang bisa bikin nyeplak itu. Dengan warna dan model yang terus bersaing dari berbagai brand menambah baju-baju jenis itu jadi makin kaya rasa fariasinya.

Ya, menurut saya yang salah terletak pada bahan kainnya. Ada beberapa kain akhir-akhir ini yang beredar secara brutal dipasaran dan parahnya digemari oleh para konsumen. Sialnya lagi kemudian digunakan dengan cara serampangan dan tidak mematuhi aturan pakai yang ada. Tak perlulah saya sebut jenis bahan tersebut yaa, tar kena tuntut lagi sayanya. Jadi ya monggo saja para pembaca yang budiman menebak jenis kain tersebut.

Saya tak ingin membahas mengenai aturan berhijab disini, saya yakin teman-teman jauh lebih paham dari saya. Saya hanya orang yang sedang belajar dan gak rela kalau dengar “tu lho liat, mbaknya pake kerudung gede sih, tapi sexi boo. Dalemannya keliatan.”. :’(

Mengenai aturan pakai sebenarnya masih bisa diakali kalau memang kadung kebeli. Temen-temen saya yang fesyenebel kalau maksain make gamis berkain nyeplak ini biasanya sebelum make gamis mereka make baju atasan dan rok tebal didalamnya, baru deh dipakai itu gamis. Ribet ya? Lha siapa suruh milih yang ribet. Hehe…

Dann… satu lagi, kerudung… ituu lhooo kerudungg…. Dduuhhh… sulitnya diungkapkan dengan kata-kata. Terutama kerudung yang langsungan. Gini deh, kalau make kerudung ngaca dulu yang lama. Perhatikan bagian telinga, leher, pundak dan dada. Masih membentuk? Juga bagian belakang kepala, ada jendolannya? Kalau iya. GANTI!!! TITIK

Eh iya satu lagi, yang gamisnya model ada karet dipinggang, pakai setut. Setut? (ikat pinggaaang. Itu aja gak tau =..=) saya jadi bisa nebak loh itu ukuran pinggang mbaknya berapa, gimana dong? Yah, mungkin konsesuensinya kudu make kerudung dibawah pinggang dan memastikan kerutan itu gak keliatan apa ya.

&&&

Aturan make baju itu simple aja tho sakjane, longgar, gak nrawang, gak membentuk tubuh dan no tabarruj. Selesai.
Tapi kenapa yang hanya sedikit itu masih terlalu banyak alasan untuk mematuhinya?

Merenung,
Setelah memandang Mbak-mbak tsantik make baju warna warni didepan sana…

~Aez--



separador

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Salam ^__^

Foto saya
Jogjakarta Hadiningrat, Indonesia
Terkadang tulisan seperti diam, adalah pilihan terbaik disaat hati dan lidah lelah untuk berkata.. Welcome In My Abstract Mind... ^^

Categories

Followers