:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10: :11: :12: :13: :14:

Welcome In my blog

"Kata-kata bisa mengobati atau melukai, memberikan harapan atau merampasnya"

Aez Quote

Not trial and error but trial and learn

Total Tayangan Halaman

Lokinfo

Translate

Tag Cloud

Entry Populer

Jumat, 03 April 2015

Menjauh


Seperti anak muda pada zamannya, saya dulu suka sekali sama musik. Bahkan dalam sehari saja rasanya hampa jika tak mendengarkannya barang sebentar. Meskipun saya bukanlah tipe yang selalu apdet dalam jagad permusikan dalam artian tau apa saja lagu yang baru rilis. Tapi masa itu setidaknya ada beberapa lagu ‘kebangsaan’ semacam SheilaOn7, Bondan, beberapa yang bergenre Acapella, akustik, boyband sekelas westlife sampai sondtracknya naruto adalah beberapa yang wajib nongkrong di play list.
Iya, saat itu.

Sampai pada suatu malam, saat hujan rintik-rintik, diantara bunyi katak yang meraung-raung. Anginpun turut menghembuskan aroma mistis, bulu kuduk berdiri satu persatu. Daun jendela yang lupa dikunci berdecit-decit ditingkah angin. Malam semakin larut semakin kelam karena kabut, dan tiba-tiba…. #PLAKKK -FOKUS WOii-  (T..T)q

Oke fokus, sampai suatu malam saya mengambil keputusan besar dalam hidup saya. Dengan berat hati saya harus mengambil sikap… untuk… untuk… untuk menghapus semua lagu dari play list hape saya.
Apa pasal? Gak ada si, ya waktu itu pingin aja. #eh

Bukan. Saya tau seberapa degil sifat saya. Kalau masih ada wujud disana pasti bakal curi-curi kesempatan gimanapun caranya. Dengan mengetahui kelemahan sendiri, untuk mensukseskan itu artinya harus meninggalkan sekecil apapun kemungkinan yang akan menghambat semua niatan. Menjauh untuk menjaga, sebenarnya saya benci konsep ini. Tapi, selama itu mengutamakan Allah, setaksuka apapun saya terhadap hal itu, akan tetap saya lakukan. #batu

Ketika itu awal-awal masuk kuliah. Saat Allah memberi saya kelapangan semangat yang begitu besar untuk belajar menjadi ‘orang baik’. Ada sebuah nasehat yang saya pegang dari hari itu sampai saat ini dan InsyaAllah hingga nanti.

“” Lembutkan Hati

Hal yang harus selalu kamu lakukan adalah lembutkan hatimu Vi. Perbaiki apa yang kamu dengar. Fikirkan apa yang akan kamu ucapkan. Bergaulah dengan orang-orang baik. Hati itu sumber segalanya. Kelak, akan kau rasakan, hati yang baik tak kan pernah membenci kecuali karena Allah meskipun ia tersakiti. –dikutip dari buku agenda

“Perbaiki apa yang kamu dengar”. Kita itu adalah kolaborasi dari apa yang kita baca, dengar dan amati. Biasanya berawal dari apa yang kita dengar itulah nanti yang akan kita ucapkan. Untuk diri pribadi saya sadar banget akan hal ini. Dalam arti banyak hal saya itu sedikit sensitiv di bagian pendengaran dan penciuman (Tiba-tiba berasa mirip hewan pengerat =..= ). Jadi ketika bertemu dengan orang baru biasanya lebih cepat kenal dari suara. Misal ketika rapat menggunakan hijab atau suara adzan tanpa melihatpun biasanya saya bisa menebak itu si A atau si B. Beda kasusnya jika berhadapan langsung, sering ketemu juga masih suka kebolak balik dia ini D atau E.

Hafalanpun demikian, sesekali butuh dibacakan kemudian saya diam mendengar dengan menutup mata. Biasanya sih ampuh dan saya dapat mengulang-ngulangnya. Yah, intinya begitu. Apa yang saya dengar sangat mempengaruhi kemudian apa yang saya lisankan lebih jauh berpengaruh banyak dalam diri saya.

Setelah play list music isinya murotal semua, mau gak mau kan ya cuma itu yang bisa diputar. Meskipun awalnya agak gimanaa gitu kalau dengerin begituan, karena dulu berasa kayak dirumah orang yang baru saja meninggal. Astagfirullah… tapi akhirnya witing tresna jalaran saka kulina berlaku untuk kasus ini. Alhamdulillah

Awalnya saya mewajibkan diri untuk mendengar murotal minimal dipagi hari dan sebelum tidur. Efeknya? Ternyata menakutkan sodara…

Setelah hari berganti tahun ada semacam reaksi ‘narkoba’ disana. Something loose ketika saya tak mendengarnya. Dan… berasa aneh saat mendengar selainnya. Lebih jauh, saya bisa sakau saat terlalu lama menjauh dari bacaan itu. Entah apa sebabnya.

Beberapa kali saya merasakan efek dari sakau tersebut. Mood kacau, kelakuan makin gak terkontrol dan masih banyak lagi yang bikin rusuh. Menjadi banyak bicara yang bukan gue banget. Saya itu punya habit mikirin apa yang udah saya ucapkan sebelum tidur. Makanya semakin banyak bicara saya semakin lelah. Semakin susah tidur. Berujung mimpi buruk berbentuk galau dan merasa bersalah. Berakhir saya menjadi benci sekali dengan diri sendiri. Berbahagialah bagi mereka yang tidak punya ‘penyakit’ seperti ini ya.

Setelah ditelisik salah satu penyebab kacaunya ini adalah telinga saya sudah terlalu banyak menangkap hal-hal yang kurang penting tanpa ditebus dengan hal-hal baik setelahnya. Lebih spesifik kemudian saya mengingat kapan terakhir telinga ini menangkap ayat-ayat Allah itu.
Walau terdengar lebai tapi saya serius, ini benar-benar serius gaes. Untuk diri saya pribadi efeknya separah itu

Rasa-rasanya di tubuh ini sudah terbentuk reaksi ketagihan akan sesuatu yang disebut murotal. Meski tak paham bagaimana cara kerjanya tapi sesuatu ini sangat mempengaruhi jiwa saya. Jika lama tak jumpa tetiba saya bisa berubah menjadi orang yang menjengkelkan. Ia seperti orang yang kehausan dan menuntut untuk dipenuhi hajatnya. Ada reaksi semacam rindu saat lama tak jumpa. Rasa tak nyaman yang tak menahu apa sebabnya jika ia dibiarkan berlarutan. Saya sudah kecanduan terlalu jauh ternyata, tapi.. tak apa kan?

Jadi maafkan saat saya kadang lepas control jedag-jedug muterin play list andalan sampe seantero asrama denger. Itu bukan bermaksud apa-apa. Serius…
***

Banyak hal terkadang yang tak kita pahami dikehidupan ini. Parahnya tak semua kita berniat menjelaskan apa yang dirasakan. Membiarkan ia mengalir menemukan jalannya. Sambil berharap-harap cemas semoga ia selamat sampai tujuan.

Katanya, apa yang baik dimata kita tak selamanya baik dimata Tuhan. Hanya berjalan dengan mengikuti aturanNya adalah hal yang paling mungkin untuk sampai pada apa yang disukaiNya.

Jika penjagaan harus dilakukan dengan cara yang tak disukai, mungkin dengan meletakkannya sebagai kewajiban dan bukan pilihan dapat meredam pemberontakan ego yang meraksasa. Dengan kepercayaan penuh Tuhan memiliki skenario terbaik atas apa yang telah kita usahakan.
***


Menjauh untuk menjaga, sejujurnya saya benci konsep ini…
__Aez--
separador

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Salam ^__^

Foto saya
Jogjakarta Hadiningrat, Indonesia
Terkadang tulisan seperti diam, adalah pilihan terbaik disaat hati dan lidah lelah untuk berkata.. Welcome In My Abstract Mind... ^^

Categories

Followers