Akhir-akhir
ini ada yang mengusik pikiran saya. Sesuatu tentang bergerak, keterbatasan,
sempitnya pandangan dan memakna pasrah yang salah kaprah.
***
***
Siapapun
pasti mendadak terkena tekanan mental saat mengetahui teman seangkatan sudah mengajukan
judul, seminar proposal atau malah sudah memulai penelitian sedang diri masih
istiqomah di BAB NIAT. Kemudian menenangkan diri dengan sudahlah, gak papa, kamu kan masih ada mata kuliah.
Kemudian
sibuk berfikir mencari-cari solusi dengan banyak pertimbangan. Setelah sekian
lama kemudian sadar kalau sebenarnya sudah melakukan hal yang sia-sia. Menerima
kenyataan yang tak terduga wajar jika mengharuskan berhenti untuk mengatur
nafas, tapi bukan berarti harus stuck untuk
waktu yang lama. Sampai bulan udah ganti-ganti juga gak kan ada artinya jika
melulu hanya ada di PIKIRAN, memikirkan seandainya begini atau begitu.
Berdo’a
menjadi pelarian dari semua. Tapi ternyata itupun menjadi sesuatu yang salah.
Meminta agar diberi ini atau ini atau memohon untuk bisa begini dan begitu. It’s stupid Gaes. Semuanya nonsense bila
tak ada usaha yang dilakukan. Bagaimana mungkin Tuhan mau membimbingmu dalam
melangkah sedang kau berdiripun enggan.
Ini
hanya tentang sesuatu yang salah. Bagaimana semua menjadi ‘dimaklumi’ padahal
nyata-nyata itu hanya membodohi diri sendiri. Berada di zona nyaman yang
membuat ketagihan dan merasa ‘biasa-biasa’ saja saat yang lain sudah jauh
didepan. Menganggap berdo’a saja cukup dan membiarkan Allah yang mengurus semua
tanpa usaha. Menganggap kekurangan ini atau itu menjadi sesuatu yang bisa
membuat kita tak tersalahkan karena tak berbuat apa-apa. Salah, sekali lagi semuanya salah.
Banyak diantara kita yang seperti ini. hanya tak sadar
atau sekali lagi membodohi diri sendiri dengan tak mau sadar. Masalah bukankah sebenarnya
hanya bahasa lain dari jawaban Tuhan untuk semua do’a-do’a kita. Allah Cuma
pingin liat apa kita masih mau bergerak sampai tak ada yang bisa digerakkan
lagi. Pertolongan Allah itu dekat, namun kita juga harus tau diri apa sudah
pantas menerima pertolongan itu.
Makanya,
Ini Tuhan, kuambil yang paling sulit. Sampai aku dapat
melihat dimana titik aku bisa menaklukannya. ~Aez--
0 komentar:
Posting Komentar