Bro,
Meskipun
status kita sama-sama mahasiswa FIAI UII tapi sekalipun kita belum pernah
bertegur sapa, bahkan hampir setengah semester berlalu rasa-rasanya aku belum
pernah bertemu denganmu dalam kesempatan apapun. Atau karena pergaulanku saja yang kurang luas ya?
Magrib
itu sedang bertugas di rusunawa. Baru saja halaqoh dibuka aku sudah diberondong
oleh adik-adik panduanku yang berebut menanyakan tentang seseorang yang kecelakaan sore itu. “Ih Embak, kan sama-sama FIAI
masak gak tau” kejar mereka ketika rasa penasarannya hanya kubalas dengan
jawaban ‘tidak tahu’. Ya, karena itu memang berita pertama yang kudengar.
Kegiatan
rusunawa dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah di Masjid kampus, Masjid Ulil
Albab. Setelah sholat selesai pengurus masjid mengumumkan akan dilaksanakannya
sholat ghoib untuk seseorang yang
kecelakaan sore itu. Ah, pada akhirnya kita berkenalan kawan, aku tau
namamu meski itu diberita kematianmu.
Sudahlah,
tak usah terlalu panjang. Aku hanya ingin mengatakan begitulah kematian. Ia
datang entah kapan meski pada waktu yang telah ditetapkan. Misteri namun pasti. Tak peduli pagi itu kau masih duduk
mendengar kuliah bersama yang lain. Karena tentang kematian sebenarnya
setiap kita sedang berada dalam antrian yang terus memendek. Ketika telah
waktunya ia tak kan mundur sedetikpun, tegas
tanpa toleransi. Bahkan kematian tak
peduli kalau kau belum menerima IP pertamamu, ya kan Bro?
Semoga
kematianmu menjadikan pelajaran bagi yang masih hidup. Terutama untukku. Karena
ternyata kita tak pernah tau bagaimana kita mengakhiri kehidupan ini atau
bagaimana kita akan dikenang nanti. Yang bisa diusahakan hanyalah melakukan yang
terbaik.
Hidup
ini hanyalah tentang sebuah perjalanan yang pasti akan kita akhiri. Semoga
Allah tetap menjaga hati kita dari segala macam kotoran. Karena tak kan ada
yang ingin ‘pergi’ dengan sebelumnya berprasangak buruk meski sedikit, ya kan?
Karena
kita tak pernah tau kapan ‘waktu kita’’ maka semoga Allah tetap melimpahkan bergudang-gudang
prasangka baik yang akan menjelma menjadi kebaikan. Semoga Allah menutup mata
hati kita dari segala keburukan.
Ya Allah... izinkan kami untuk memiliki hati yang
tak bisa membenci, yang tak pernah membenci. Karena kami ingin kembali dengan sebaik-baik
cara kembali.
Aamiin...
Mengenang
Teman seperjuangan kami,
Ikhsan Akbar Wahid
Ekis 2013 FIAI UII
Berpulang, Nov 28 2013
Teman seperjuangan kami,
Ikhsan Akbar Wahid
Ekis 2013 FIAI UII
Berpulang, Nov 28 2013
0 komentar:
Posting Komentar