Rasanya tak ingin kuakhiri detik
malam ini.
Diawal 21-ku yang terlalu berharga karena
berlimpah cinta.
...
24 Maret, hari yang
katanya spesial tapi selalu ter dan di-lupakan oleh sipemilik hari. Haha..ya,
sejujurnya saya
bukanlah orang yang terlalu mengingat kapan hari lahir sendiri. Itulah
kenapa sejak dulu hingga waktu ini
rasa-rasanya saya
selalu butuh seseorang untuk mengingatkan bahwa dihari itu saya sudah bertambah tua.
Tetapi hari ini, pada 24
maret ke-21 menjadi
sedikit berbeda karena ia merekam cerita tentang orang-orang penuh cinta yang
berada disekeliling saya. Memang, sejak saya tinggal diasrama baru kali inilah 24
Maret-saya terekspos media. Tepat
ditahun terakhir pengabdian resmi saya untuk masjid tercinta kami.
Selebihnya sampai bingung mau mengucap apa. Rasa saat ini seperti
tak ada satu katapun yang bisa
mewakili. Ketulusan mereka benar-benar mengena. Sekali lagi saya mati
kata. :’)
Thanks untuk
suapan special pertama
dari Mbak Ja, kalau sayang sama saya gak usah gengsi begitu Mbak Ja, Hehe.
Selanjutnya doa-doa terbaik dari Mbak Erni dan Mbak Chil yang diaminkan dengan sepenuh harap. Semoga Allah
mengabulkan yang terbaik dari setiap doa. Adikku Eva dengan kesan dan pesan
yang menjadikanku
merasa berguna. Ciuman anarkis sepenuh cinta dari Eka yang kelak mungkin akan
selalu terhadiahkan untuk suaminya. Beruntunglah
siapapun lelaki itu, ya kan Ka? :D. Ditutup dengan pelukan hangat dari tiga bocil yang menjadikan sejuta rasanya. De’ Dede,
De’ Lu’lu juga De’ Mey semoga kalian selalu solihah yaaa. Oh iya, De’ Mey, pudingnya enak sekali. Jauh
lebih enak dari tart manapun yang pernah Mbak rasa. ^^.
…
Singkatnya, karena kelelahan dan sejujurnya kepala masih
terasa berat akibat tongsil yang berulah lagi menjadikanku tak sengaja
terkapar dikamar De’ Eva. Ntah berapa lama setelahnya, tetangga kamar sepanjang masa, Mbak Chil, membangunkan untuk pindah dan pulang bareng kekamar karena kebetulan
kita berada di blok yang sama. Dengan mata terpejam dan separuh nyawa aku berdiri mengikuti.
Beberapa langkah dari pintu kamar terkagetkan oleh suara
serentak yang menyanyikan ‘selamat ulang tahun’. Hanya ternganga karena
keadaran belum genap sempurna. Setelahnya lututku lemas dan terduduk
menyandar karena rasanya saat itu Allah menamparku dengan pemahaman bahwa
ditempat ini terlalu berlimpah cinta untuk jiwaku yang sederhana. Terimakasih...
Jika suatu hari nanti aku tlah tak nyata oleh mata, izinkan aku tetap hidup dalam hati dan
memori kalian ya... ^^
|
24 Maret lebih beberapa menit.
Aula atas al-Mahfudz.
The deep from the heart, Vivi
Aula atas al-Mahfudz.
The deep from the heart, Vivi
0 komentar:
Posting Komentar